Saturday, October 29, 2022

REKAP IDEA SD 30102022 : BELUM FINALE (03 JUST FOR SEEKER) ... IDEA LAIN

 BELUM FINALE : JUST FOR SEEKERS 

KUTIP IDEA EKSTRA SD 01042022




MEDITASI 
Bulgasal 




MEDITASI 

MEDITASI

1. RACUT :
Menggeser dimensi kesadaran diri dari tubuh fisik ke tubuh subtil ( sukma eteris ).
PROYEKSI ASTRAL SCOTT ROGO
Gnosis Buddhisme : Kesadaran bersifat universal ( x individual ) sehingga dapat saja melakukan pemindahan kesadaran diri ke suatu obyek/suyet & proyeksikan kesadaran diri ke suatu tempat/waktu.
: kesedian melibatkan diri ® atasi kecemasan alamiah (avidya sosial awam : mati,gila,terasingkan)   ® baca literatur pemandu ® penunjang program =-  diet vegetaris ( Keller ),dll
Proyeksi eteris =
pelatihan awal :
® pernafasan Yoga :
: standar pranayama ® penguatan badan & supplier energi kesadaran untuk PLB
: berdiri ® pernafasan diafragma sempurna
: berjinjit ® pernafasan  segitiga dalam tiga gerakan ( - jinjit - )
: bersila ® penahanan pernafasan ( penyebaran  prana ke tubuh )
: telentang ® pernafasan kebatinan ( + visualisasi osmosis prana pada tubuh )
: (+)  pernafasan silang : lubang hidung kanan/kiri bergantian 
Pelaksanaan :
(1) ® Relaksasi  ( Haraday ) =
POP ( pengenduran otot progresi ) untuk mengurangi ketegangan fisik dan kecemasan batin
pengenduran fisik :  telentang ( miring kanan x kiri ) > duduk ( hipnose otomatis x insrtuktif protokoler )® tegang dan kendurkan kelompok otot tubuh secara bertahap ( pernafasan berirama , interval waktu , rasakan kenyaman  pelepasan ketegangan  )
pengenduran mental : pasifkan fikiran
®1.1.  detak jantung ( Muldon ):
: fokuskan perhatian pada jantung ( rasakan denyut jantung  ®kehendak kuat agar denyut jantung menjadi teratur kecepatan ® turunkan denyut jantung  secara bertahap capai kondisi alpha untuk PLB )
®1.2.  intensitas getaran ( Monroe ):
: setelah relaksasi® telentang ® masuki keadaan hipnagogik(batas tidur – terjaga ) 
Kondisi A = terjaga  (=pertahankan satu obyek kesadaran tunggal  sebagai indikasi )
Kondisi B = keadaan hipnagogik (  obyek telah beralih pada obyek lain ® sati pasif
Kondisi C = Keadaan mendalam ( tiada kesadran fisik & kontak indrawi )
Kondisi D = getaran ( = rasakan dan kuasai secara pasif dengan tetap relax mengamati )
=> intensifkan dan tingkatkan getaran
: visualisasi PLB secara bertahap
®1.3. tersebar ? : Visualisasi :
Kubus Necker + Kembangkan keahlian imajinasi kreatif penciptaan image mental & pertahankan visualisasi fikiran  sadar dalam  mengkondisikan batin bawah sadar eteris untuk PLB
: Brent = visualisasi terkontrol ~ skenario tahapan ( hypnotism sugestible )
: Muldoon = bayangan  cermin eteris diri
: Lancelin =  pengarahan tujuan  lokasi tertentu
: Hermetics = visualisasi fikiran kuat akan mewujud dalam dimensi fisik secara nyata ( minimal akan berpengaruh pada kondisi si pelakunya ) ® terkaan batin bebas pada sesuatu di balik tabir  
konsentrasikan pada satu titik ½ meter di atas kepala  dimana terdapat tali yang menarik tubuh eteris ke luar tubuh fisik melalui kepala ;
®1.4 . tertidur ? ; Kontrol Mimpi Jelas :
: reseptif dan apresiate  terhadap pesan mimpi dan memanfaatkan mimpi /tidur sebagai media kontrol keadaan hipnagogik  ( Program mimpi terbang untuk keluar tubuh / PLB ).
Pertahankan kesadaran diri hiongga tidur dan bermimpi ® kesadaran dan pengamatan mimpi kemudian Fokuskan pada program mimpi jelas untuk maksud PLB ( kehendak pasif > aktif  )  
Proyeksi Mental =
1. pengeluaran tubuh eteris :
® proyeksi kehendak dinamis ( Lancelin ) =
Kemauan sadar yang sangat kuat mensugesti batin bawah sadar menyebabkan  PLB secara spontan.
: fokuskan fikiran/kesadaran pada seluruh tubuh  ® Rasakan ( > khayalkan ) keberadaan  tubuh astral.
: fokuskan segenap energi pada kening/pusar  ® Kehendak kuat (> inginkan ) agar tubuh astral keluar dari tubuh fisik .( : Rasakan  keberadaan tubuh astral di luar badan fisik )     
2. pengamatan zarah eteris :
: Green = pengembangan proyeksi kesadaran eteris ke luar tubuh fisik  ( Swain ® PLB dalam keadaaan tetap terjaga secara bertahap : pengamatan jarak jauh x perkiraan ;  )  
3. pemunculan zarah eteris :( bilokasi )

BUDDHA
Perintis :Siddharta ‘Buddha’ Gautama
PEMAHAMAN KESADARAN =
Prinsip Ehipassiko = Saddha > Iman  [ kepercayaan  karena pembuktian] 
:pariyati(pelajari)®patipati(praktek)®pativeda(realisasi)
KAIDAH BUDDHISME =
~ Kesadaran akan hukum paticca samupada ® kontak bijak ( Let It Be )
Mental noting : Satipatthana
( berkesadaran penuh : Sati Sampajjana )
Zazen Batin : Eka Bhisamaya ( samahito + parisudha ® kamaniya)
~ Kesadaran akan Catur Ariya Satyani ® Jalan Spiritual =
(1) Sila : Kemurnian Sila dan kebajikan berprilaku
(2) Samadhi : ketekunan meditasi dan
(3) Panna : kebijaksanaan paramatha sacca ( kebenaran mutlak )
SAMATHA BHAVANA
® :  40 obyek meditasi ~ carita ( perwatakan) dan fungsi (penggunaan)
Rupa-Jhana = kegairahan sensasi
(1)Jhana1=vitakha,vicara,piti,sukha,ekagat
((2) Jhana 2 = piti,sukha,ekagata
(3) Jhana 3 = sukha,ekagata
(4) Jhana 4 = ekagata
® Abhinna : Iddhi kesaktian ( dengan obyek : kasina) ,
Arupa-Jhana = keheningan nuansa
(1) Arupa Jhana 1 = pengheningan keadaan ruang tanpa batas
(2) Arupa Jhana 2 = pengheningan keadaan kesadaran tanpa batas
(3) Arupa Jhana 3 = pengheningan keadaan kosong ( sang habis )
(4) Arupa Jhana 4 = pengheningan keadaan tanpa pencerapan
® santa vihara : penghidupan yang penuh kebahagiaan
KEAHLIAN = JHANA-VASI
VIPASSANA BHAVANA
® :  4 objek meditasi ~ carita (perwatakan)
KESIAPAN =
( 1 ) Sila visuddhi : Kesucian sila
( 2 ) Citta visuddhi : Kesucian fikiran ( minim : Jhana 1 )
PROSES =
( 3 ) ditthi visuddhi : Kesucian pandangan ( pembedaan : nama – rupa)
( 4 ) kankhavitarano visuddhi : Kesucian keraguan ( hubungan kausalitas)
( 5 ) magga amagga : tilakkhana universal & 10 kilesa
( 6 ) patipadana : sankharupekkha keseimbangan batin terhadap obyek ®anuloma  ( penyesuaian jalan tengah  x ekstrim)
PENCERAHAN =
(7)Patipada:Pencerahan-lokuttara(Gotrabu ®Magga®Phala:sotapana,sakadagami,anagami,arahat ) ® pacchavekha peninjauan kembali.

RADHA – SOAMI
Satguru : Swami Ji ; Baba Jaimal – Sawan Singh – Sardar Bahadur – Charam Singh ; Gurinder
Kaidah Sant Mat :
- Moralitas untuk harmonisasi nurani yang menenangkan jiwa.
- Diet Vegetaris untuk menunjang kelancaran bermeditasi.
- Gurbhakti untuk ‘total surrender’ ,Seva ( pelayanan) dan pemurnian ego.
- Nambhakti untuk media konsentrasi dan ‘visa’ meditatif
Proses Meditasi =
Simran ( Dzikir 5 nama suci penguasa 5 wilayah rohani ) pada tisratil sambil Dhyan ( kontemplasi wujud astral Satguru ) ® : Bhajan < menyimak Shabda >
Vs mekanisme anti-kundalini fikiran ( ke bawah & ke luar ® ke dalam& ke atas )  ® pada tataran : Pinda / material creation/ melalui 6 chakra bawah                      
(1) pusat akar ®muladhara chakra : Kilyang
( 2 ) pusat seks  ®indri chakra : Onkar
( 3) pusat pusar ®nabhi chakra : Hiryang
(4) pusat jantung ®hrida chakra : Sohang
(5)pusat tenggorokan ®kanth chakra : Shiriyang
(6)pusat dua mata ®Dodal Kanwal = pineal
® : Level : Yogi Puran
Menjelajahi Wilayah Rohaniah
Pada tisratil : terdengar suara binda/jhinga (gemuruh/sepur) & tampak wujud guntur,
( 1 ) Sahansdal Kanwal : Niranjan desh  ® bell & cronch
Nama sufisme : Maqam I Allah
Terdengar 10 suara : lautan,guntur,
Tampak juga : langit,matahari,bintang
~ Chidakash : surga/neraka
~ sahansdal kanwal : Jyoti Niranjan
~ kolam Tirbeni
3 bagian :
~ jhongran dep
~ shyan
~ sett sunn
® Level : Sikh ( Siswa Sejati )
( 2 ) Trikuti Murakashi : Brahm loka  ® sound of Onkar
Nama sufisme :  Maqam I Allah Hu ( Wilayah asal : fikiran )
Terdengar  suara : Onkar dalam guntur
Tampak wujud : sunnya , gunung (Mer,Sumer,Kailash)
® Level : Yogishwar
( 3 ) Daswan Dwar : Par Brahm ® King Ri  (Spiritual  lute)
Nama sufisme :  Alam I Lahut
Terdengar  suara : Onkar dalam guntur
Tampak wujud : sunnya , gunung (Mer,Sumer,Kailash)
( 4 ) Banwar Gupha : Sohang ® Bansri ( flute )
Nama sufisme :  Alam I Hahut
Terdengar  suara : Kingri
Tampak wujud : sunnya , gunung (Mer,Sumer,Kailash)
( 5 ) Satta Loka : Sat Purush  ® Bin ( big pipe )
 Nama sufisme :  Maqam I Haqq  ( Rumah Sejati : Jiwa )
Terdengar  suara : Bin ( Big Pipe)
Tampak wujud : Sach Kkand ( Sat Nam ) di Alakh Lok ® Agam Lokh ® Anami Lokh  
® Level : Param Sant ® Satguru

OSHO
PANDANGAN =
Evolusi tansadar bersifat kolektif , sedangkan evolusi sadar bersifat individual.
: Hiduplah secara Total = hidup religius meditatif   dalam Tao = kenyamanan dari ketegangan )
MEDITASI CHAOTIC =
Dalam bermeditasi diperlukan kemurnian fikir , kealamian tubuh
1. Chaotic breathing :  10 ‘
   ® kacaukan sistem masif neurotik diri untuk membebaskan emosi yang tertekan/mengendap
:penafasan dalam & cepat ( tubuh kelimpahan oksigen ® alive/vitale : alamiah hewani )
    = fisik terasa tidak lagi terasa sebagai materi tetapi seperti sistem energi yang meluap.
2. Catharsis : 10 ‘
 ®theraphy pelepasan seluruh limbah emosi yang tertekan /mengendap secara bebas .
:pembersihan : menjerit,menangis ; tertawa,melompat ; menari , dll ( terserah )
   = tubuh fisik terasa ringan alamiah  dan batin fikiran murni dari segala limbah mental.
3. Sound : HOO : 10 ‘
    ® menghantam sentra sex / chakra vitale agar kemudian terjadi proses kundalini energi.
    : teriakan- teriakan  HOO  sekeras mungkin terarah ke sentra sex untuk menaikkan energi.    
    = terjadi proses aliran energi kundalini di dalam dan menuju ke atas.(exhausted)
4. Jump : Meditasi :
     ® memasuki alam meditasi dengan seluruh totalitas kesadaran diri tanpa konflik ( wuwei )
     : menjadi pengamat yang mantap (sakshin upeksha) atas apapun juga yang dihadapi.
     = secara bertahap terjadi pertumbuhan spiritualitas melalui pengalaman batiniah langsung.
TRANSENDENSI 7 TUBUH =
= consciousness ( kesadaran ) ®witnessing (pengamatan)®awareness(kemurnian)®enlightment
Desireless = just the absence of desiring  x the opposite ( passive x active )
meditasi bersifat passive ( total surrender)® x kehilangan awareness
manusia memiliki 7 dimensi paralel keberadaan yang saling terpadu dan berkait.
jika bermeditasi mulailah dari tubuh pertama paling luar  ( jangan fikirkan ‘pengetahuan tingkat tinggi’ agar tidak mengganggu kelancaran dan kesejatian transformasi diri )
atasi ketegangan yang timbul karena adanya ketidak-nyamanan dalam transformasi(kesenjangan antara kenyataan dan keinginan).® ® Pintu dimensi kesadaran  pada setiap tubuh berikutnya akan terbuka otomatis jika tiada ketegangan didalam badan tersebut ( kenyamanan holistik)
Jadilah : sakshin upeksha ( kesadaran pengamat yang indifferent ® equilibirium ; tanpa konflik  karena membedakan kutub polaritas yang ada sehingga tidak terjadi perpecahan diri ) = mentransendensi polaritas ( kenyamanan batin  dari ketegangan alamiah eksistensial  dengan tidak perlu melekat/menolak  polaritas yang ada ) 
metode = melekat ®melepas ( langkah permulaan akan menjadi rintangan perkembangan lebih lanjut jika terlalu dilekati )   
(*) HORIZONTAL (MASIH  INSANIAH ) = DARI LUAR KE DALAM =
1. FISIK
terbatasi  ruang dan waktu
PRAMEDITASI =
rasakanlah keberadaan fisik dari  dalam (tidak sekedar dari luar ) : kayanupasana.
MEDITASI =
polaritas : breathing ( incoming  x outcoming )
vision : khayalan  mimpi fisiologis
transend : sadari setiap saat rasa dari dalam [ holistik ]
penyesuaian : hidup dalam kekinian ; ketika bertindak disadari ( actor ~ action ) ; seks ®ekspresi positif cinta kasih ( x pelepasan ketegangan)
2. ETERIK
transparan & antigravitasi  ( sukma 13 hari pasca kematian );  terbatasi waktu tetapi ruang tidak
PRAMEDITASI =
sadarilah keberadaan dan pergerakan dari  dalam (tidak sekedar dari luar ) : sati kayanupasana.
MEDITASI =
polaritas : influence ( attractive /love/well-being  x  repulsive/hatred/diseased )
vision?mantra,parfum(jakfaron/misik;hio/dupa,dll) , warna (biru eterik ,dll)
vision : tetap sadar terjaga dengan sarana mantra ( ®tidak efek hipnotis/tertidur )
transend : sukma plb ,sugestible hipnotik & zarah kundalini ( kenali vitalitas mekanisme nya dari dalam )
penyesuaian : cinta kasih murni (sikap fikiran dalam diri terhadap seluruh kosmik bukan sekedar hubungan antar personal  X pemenuhan hasrat nafsu sex/ego ) dengan  tanpa harapan/tuntutan
3. ASTRAL
tidak terbatasi  ruang dan waktu lampau
PRAMEDITASI =
sadarilah keberadaan dan pergerakan dari  dalam (tidak sekedar dari luar ) : sati kayanupasana.
MEDITASI =
polaritas:magnetisme(powerful/confident/bravery – powerless/inconfident/coward )
vision :  jangan pastikan dulu prakonsepsi keabadian diri ( realisasi : truth pativedha >proyeksi : faith anubodha )
transend : ungkapkan keberadaaan di dalamnya ( totalitas kehendak )
penyesuaian : gudang timbunan pengharapan /hasrat keinginan yang begitu menimbulkan ketegangan ( kewaspadaaan meditator ? )® terima saja hasrat tersebut sebagaimana adanya (akan timbul ketenangan // berhasrat tanhasrat ? neurotis )
4. MENTAL
rumah terakhir fikiran ( tidak terbatasi  ruang dan waktu lampau dan mendatang )
PRAMEDITASI =
sadarilah keberadaan dan pergerakan dari  dalam (tidak sekedar dari luar ) : sati kayanupasana.
MEDITASI =
polaritas : thought ( incoming – outcoming )
vision : waspadai proyeksi ciptaan mental ® jangan harapkan/identifikasikan apapun
transend : lampaui seluruh proses mental ( awas ! schizoprenia : fikiran tidak dalam keadaan harmoni – secara simultan bekerja terpecah ke 2 arah yang berlawanan : berdiri di luar & melihat ke dalam/ ke atas  ® Mulailah dari lapisan terluar setinggi apapun ‘ pengetahuan ‘ anda )
penyesuaian :konflik pemikiran yang saling posesif menguasai keseluruhan ®kekalutan
sadari saja fikiran hanyalah klise proyeksi timbunan ingatan fisik dan terimalah kealamiahan hal tersebut tanpa persetujuan/penyangkalan yang memang tidak perlu  ® jangan identifikasikan diri dengan fikiran/buah fikiran tertentu (bebaskan badan mental dari kekacauan)
(*) VERTIKAL  (MULAI ILAHIAH  ) = DARI BAWAH  KE ATAS =
ke Chakra ajna ( Tuhan ) ; sirshasan ®arus energi berubah ( ketidak-nyamanan fikiran yang terbiasa antikundalini )
5. SPIRITUAL
keabadian yang tidak terbatasi  ruang dan waktu
PRAMEDITASI =
sadari kematian dan kehidupan hanyalah fenomena luar bukan realitas inherent pada keabadian diri.
MEDITASI =
polaritas : Life itself = Prana ( life – dead )
vision : tiada dualitas ( cermin perbedaan tanpa kelainan ) ® refleksi bayangan dari ralitas saja.
dalam kesendirian total bebas dari segala bentuk mentalitas ® jangan identifikasikan diri sebagai apa/siapapun juga
transend : kesadaran monad (atom tanpa jendela-Leibniz) / kesadaran Ego
penyesuaian : atasi kebodohan diri dengan Atma Gyana ( pengenalan diri ; Dengan tidak mengenal dirinya tiada guna orang mengenal apapun ?) ® Mengetahui ( secara langsung : pasti  ) X pengetahuan ( pengertian pinjaman : sangsi )
6. KOSMIK
kosmik
PRAMEDITASI =
ego drop ® no ego ( become one with all )
MEDITASI =
polaritas universal  : kosmik ( srishti /creation – pralaya/destruction )
Realitas ‘diri’ : Avatar Vishnu untuk siapa Brahma menciptakan  dan shiva menghancurkan.
vision : realitas otentik tanpa cermin ( fikiran universal Brahman ) ® samadhi sabeej ( + benih )
transend :4- 5  : ego®non ego
koan Zen ‘ansa dalam botol’ (gerbang tanpa gerbang ) ® jangan identifikasikan diri sebagai kristalisasi ego ; sadari saja (tanpa metode; karena setiap metode memperkuat ego ) / x satori
penyesuaian : individualitas dalam universalitas kosmik ® berhentilah menjadi individu pribadi (Kita adalah samudra keESAan /oceanic feeling/ x kristalisasi  individualitas keakuan = keberadaan sebagai insan kosmik ) Tuhan = (tan)individualitas keberadaan kosmik
7. NIRVANA
sunna
PRAMEDITASI =
Hakekat diri : ketiadaan ( negativisme Buddha ) karena keberadaan adalah Brahman ( Shankara)
vision : pusat keberadaan murni ( tanpa positif/negatif ) ® samadhi nirbeej ( x benih )
MEDITASI =
polaritas universal : Truth ( being – not being )
transend : melompat dalam keheningan ( pencerahan sejati ! sudah ada sebelum adanya ciptaan  ,masih ada walau setelah pralaya ®saya tidak tahu (Buddha); karena tidak ada simbolisasi tepatnya)
penyesuaian : tegangan antara keberadaan – ketanberadaan ( untuk fahami keseluruhan : jadikanlah kehampaan sebagai satu-satunya keseluruhan )® hilangnya keberadaan ke dalam tankeberadaan  [ Brahman : keberadaan + ketanberadaan = keseluruhan   > Tuhan : keberadaan ]
®  = Setelah itu ? ADWAIT ( Oneness )

BARDO =
Bardo thos grol chen mo :Buku panduan untuk  mencapai kebebasan abadi lewat pemahaman tentang kematian
The Tibetan Book of the Dead : Padma Sambhava ( abad VIII ) ® Karma Lingpa  abad  ( XIV )
Mahavira  : pencerahan masih mungkin terjadi hingga pada saat kematian
Tibetan : ‘ menghadapi kematian adalah suatu keahlian untuk disiagakan dan dibiasakan ’
Persiapan :
latihan meditasi racut ( PLB )  pada saat hidup ® meditasi bardo untuk saat ajal.
® Hadapi dan jalani  kematian dengan penuh kesadaran & kasih ( + : munajat Robbani )
Proses :
Usahakan pencerahan dengan menyatu pada cahaya kesadaran murni Ilahiah Semesta.
1. Chikkhai Bardo : ( saat kematian )= Astral
langsung bermeditasi  : simak ikuti cahaya murni kebenaran yang bersih dan jernih .
gagal ? cahaya dengan sosok figur mistisi (Satguru,Buddha ,Nabi,dll).
gagal ? jatuh ke Chonyid Bardo
2. Chonyid Bardo : (alam kausalitas ) = Etheric
sadari akan kematian diri dan perjalanan arwahmu ( awas ! ilusi proyeksi fikiran )
hari 1 : perhatikan cahaya biru kesadaran murni diri x cahaya putih ketidak-tahuan karmik
hari 2 : perhatikan cahaya putih bersih  kebijakan sejati x cahaya kelabu kebodohan samsara
hari 3 : perhatikan cahaya kuning  bersih keseimbangan diri x cahaya biru kotor kesombongan
hari 4 : perhatikan cahaya merah bersih kasih x cahaya merah kotor keterikatan
hari 5 : perhatikan cahaya hijau cerah kesempurnaan abadi x cahaya hijau kotor kepicikan
hari 6 : perhatikan cahaya 4 warna cerah pencerahan x cahaya 4 warna buram keresahan
hari 7 – 13: Awas dualitas fikiran ( cahaya kotor : coklat , putih,kuning,merah,hijau,aneka warna )
hari 14  : hari terakhir ( Atasi rasa bersalah/ketakutan/keraguan yang muncul karena fikiran yang terkondisi karma )
gagal ? jatuh ke Sidpa Bardo
3. Sidpa Bardo :( alam kelahiran kembali )= Etheric
Pertahankan kesadaran dari godaan rebirth( semuas hanya ilusi fikiran belaka )
walau sudah semakin sulit teruslah bermeditasilah kembali agar tetap mampu  menyatu dengan cahaya murni kebenaran Ilahiah. ( Kenang ajaran Satguru )
® vs wujud/suara mencekam refleksi penyesalan atas kesalahan masa hidup.
® vs ilusi pengadilan / surga – neraka
Berada di alam Sidpa Bardo ,emosi batin begitu intens terasakan ® lampaui ilusi fikiran yang membuatmu terjebak dalam penderitaan yang sesungguhnya tidak perlu itu.( terus meditasi)
® masuki samsara ? perhatikan cahaya yang paling cerah dari keIlahian yang Maha Penyayang dan masuki meditasi ( putih cerah – alam dewa; kuning cerah – keluarga saleh ) X perhatikan cahaya buram (putih–dewa/malaikat;hijau-kuasa sakti;kuning-intelektual;biru-hewani; merah-arwah gentayangan ;abu2/hitam – alam terrendah)
® kelahiran kembali ( jika bayangan sudah terlihat kala bercermin/berjalan berarti sudah gagal di alam sidpa bardo ).
Berdo”a dan tetap tenang ; jangan tergoda ilusi sex ® pilih rahim yang sesuai( menunjang evolusi spiritualitas diri pada kehidupan mendatang ) :
Simbol Vision   : tempat ibadah ( keluarga saleh/alam dewa)/ bangunan megah ( prospek peningkatan kesadaran).   X : gua/lubang besar berkabut tebal ( hewani )/ gurun luas/rimba gelap ( kehidupan tanpa arti)/ hutan berapi (magis)/ danau & angsa ( kaya tetapi tidak spiritual),dlsb

Ashin Kheminda- Meditasi Mengamati Batin di dalam Batin 
Para peserta pabajja kita sudah memasuki hari ke 7, ya ? Sudah cukup banyak teori atau instruksi yang diberikan Buddha yang sudah saya berikan kepada anda dan sudah banyak latihan yang sudah anda lakukan.. ya .. sampai hari ke 7 ini.
Dan sebagian dari anda sudah mulai melihat keindahan dharma, ya ..pada saat anda mampu mengalami , merealisasi nafas anda menjadi semakin lembut semakin lembut dan anda mampu membuka kelopak bunga kebijaksanaan bunga teratai satu lapis demi satu lapis sampai sampai akhirnya membuat anda masuk ke lapisan hati anda yang terdalam dan anda sudah merasakan bahwa semakin lembut kualitas batin anda semakin bahagia anda .. hm..
Dan anda sudah mulai melihat dengan jelas pada saat batin anda memancar keluar terjebak pada kehidupan kehidupan panca indera untuk menikmati dunia ini maka anda melihat ada getaran yang sangat kuat sekali tubuh anda tegang semua, batin anda pun juga tegang.
Anda yang sudah mampu mengalami nafas yang lembut atau bahkan sudah melihat nimitta, anda sudah bisa membedakan pada saat batin ini memancar keluar yang didorong oleh lobha keserakahan, atau kebencian atau dosa atau moha delusi maka batin anda tidak bahagia. Dan anda mulai melihat dengan jelas betapa selama ini saya bodoh sekali mengizinkan batin saya untuk terjebak pada dunia panca indera ini .. ini suatu realisasi. Anda mengerti ... pada saat batin anda terjebak pada dunia panca indera anda menderita. Pengetahuan ini bukan pengetahuan yang anda dapatkan dari guru anda. tetapi ini pengetahuan first hand knowledge .. tangan pertama.
Anda mengalaminya sendiri betapa batin yang memancar keluar ini adalah batin yang bodoh. batin yang tidak mengerti cara untuk membuat dirinya bahagia. and yet ... kita selama ini tertipu .. anda tertipu. Batin yang memancar keluar melalui panca indera anda selalu menjanjikan sesuatu bahwa kalau anda ikuti batin tersebut, anda akan bahagia selama- lamanya. Selama frekuensi batin anda masih kasar , anda belum mampu menembus ke lapisan hati anda yang paling dalam menikmati nafas yang semakin lembut semakin lembut semakin lembut semakin lembut sampai akhirnya nafas tersebut hilang .. Kalau anda tidak mampu mengalami itu anda tidak akan merealisasi betapa bodohnya batin yang selama ini mengikuti asava00:05:49-4
Kita senantiasa mengizinkan batin ini untuk mengalir keluar menemui dunia melalui mata kita ingin melihat sesuatu yang indah ingin mendengar sesuatu yang indah dan ingin menghindari sesuatu yang tidak mengenakan kita. Apapun sesuatu yang indah ataupun sesuatu yang tidak indah semuanya adalah penderitaan ... anda tahu sendiri ... melalui meditasi anda . Jadi sekarang anda mulai mengerti pada saat Buddha mengatakan pancupadana-kkhanda-dukkha.. setiap pagi kita membaca ini. lima khanda .. lima agregat yang menjadi obyek upadana kita / grasping kita /genggaman kita itu adalah dukkha ... hanyalah penderitaan.
Mungkin sebelum mengikuti pabajja ini anda menganggap bahwa dunia ini fine- fine saja ... Bahwa menikmati obyek mata, telinga, hidung, dlsb itu bisa memberikan kebahagiaan pada anda Tapi saya yakin anda yang sudah masuk ke meditasi alam meditatif yang sangat dalam sudah bisa mengerti .. pada saat Buddha menyatakan bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Bahwa sesuatu yang menyenangkan selama itu masih tergantung pada panca indera anda itu adalah penderitaan. Tidak ada kedamaian di dalam dunia panca indera ini.
Karena anda sudah merasakan langsung .. mengalami langsung satu jenis kebahagiaan yang muncul pada saat batin anda memutuskan hubungan dengan panca indera. Pada saat panca indera anda sudah tidak mengganggu lagi, pada saat tubuh anda sudah tidak mengganggu lagi dan anda murni mengalami kebahagiaan yang disebut Buddha anawaja sukha .... kebahagiaan yang stainless ... yang tanpa noda. tidak ternoda.. Dan jenis kebahagiaan ini sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. 00:08:07-9
Saya ingin menekankan hal seperti ini karena saya sedang berceramah di depan para meditator. Mungkin kalau saya menceritakan hal ini di kota atau di depan umat yang tidak bermeditasi mereka akan sulit untuk memahami apa yang saya katakan. Tetapi anda adalah meditator yang sudah melakukan perjalanan yang menembus ke dalam lapisan yang paling dalam. Kebijaksanaan anda sudah meningkat ... Anda sudah merealisasi sendiri, mengalami sendiri ternyata ada jenis kebahagiaan yang seperti ini. Kebahagiaan yang tidak lagi tergantung terikat pada panca indera. Dan lihatlah semakin lembut nafas anda .. ya .. semakin samadhi anda kuat, sati anda kuat ... ya ... mindfulness dan stillness anda semakin kuat ... lihatlah bahwa rasa kebahagiaan itu menjadi semakin kuat . Blisful itu menjadi semakin nyata.
Dan kemudian lihatlah juga bagaimana kualitas spiritual anda berubah. Bagaimana kualitas hati anda berubah. Hati anda menjadi semakin lembut .. semakin penuh cinta kasih ..  semakin penuh kewelas-asihan. Lihatlah perubahan perubahan tersebut. Hati anda menjadi semakin bersahabat kepada siapapun .. kepada semua makhluk tidak hanya kepada manusia tetapi kepada binatangpun anda menjadi semakin bersahabat. Lihat semua perubahan perubahan itu. ya ..  Betapa anda sudah mulai dalam melangkahkan kaki anda anda menjadi semakin hati-hati memastikan bahwa tidak ada semut atau binatang kecil yang lain terinjak oleh langkah kaki anda .. Bukan karena anda takut menginjak tetapi semata-mata karena cinta kasih dan kewelas-asihan anda sudah meningkat. Anda tidak ingin melihat makhluk lain menderita. Rasakan, lihatlah kualitas yang berbeda ini. Jadi betapa mengagumkannya hati kita ini sebenarnya, fikiran kita ini sebenarnya.
Sebagian dari anda sudah mulai melihat batin anda yang terang benderang. Dan anda sudah mulai membuktikan apa yang dikatakan oleh Buddha Pabhassaran cittam... pabhassaran iddan cittam …. bahwa batin ini sesungguhnya bercahaya ...sesungguhnya bercahaya.
Tetapi kenapa batin ini tidak bercahaya ? Karena batin kita ini masih tertekan dengan kilesa atau kekotoran batin yang sedang mengunjungi batin kita .. Batin anda ternoda .. tertekan oleh kekotoran batin, tertekan oleh keserakahan, tertekan oleh kebencian, tertekan oleh delusi, tertekan oleh kilesa-kilesa yang lain.
Terus Buddha melanjutkan lagi seorang puthujjana .. seseorang yang belum tercerahkan... yang assutavā ... assutavā itu yang tidak learning, kurang informasi, kurang pengetahuan ... tidak berpengetahuan ... kurang latihan .. assutavā puthujjana seorang puthujjana yang assutavā. Ada puthujjana yang sutavā. Puthujjana yang sutavā itu puthujjana yang learned, berpendidikan, berpengetahuan, mempunyai latihan yang cukup,ya. Tetapi kalimat yang dilanjutkan oleh Buddha tadi yang kaitannya dengan batin kita .. anda yang tidak mampu melihat batin anda yang bercahaya itu dikarenakan tekanan dari kilesa yang sedang mengunjungi. Kemudian kalimat selanjutnya dari Buddha adalah assutava puthujjana yathabhutam nappajanati. Seorang puthujjana – yang tidak berpengetahuan, tidak mempunyai knowledge, tidak mempunyai latihan yang cukup – nappajanati  ..tidak mengetahui hal tersebut. Akhirnya apa ? Anda menganggap batin anda yang gelisah itu adalah batin yang normal .. Anda menganggap batin anda yang penuh emosi itu adalah batin yang normal. Ya ... namanya manusia, bhante. dilahirkan tidak sempurna. Kan banyakkan manusia di muka bumi yang percaya bahwa ... ya, sudah.. sudah menjadi takdirnya manusia yang dilahirkan tidak sempurna maka terima saja takdir tersebut. Ini yang dimaksud oleh Buddha tan assutava puthujjana yathabhutam nappajanati... seorang yang belum tercerahkan, yang tidak berpengetahuan ... dharma artinya, ya ... nappajanati.. tidak mengetahui hal tersebut bahwa batin dia sesungguhnya bercahaya. 00:13:27-1
Anguttara-nikaya, 1.10 ("pabhassaram idam bhikkhave cillam, tanca kho agantukehi upakkilesehi upakkili ttham)
assutava puthujjana yathabh ta? nappajanati
Jika dikatakan kepada orang atau umat Buddha di kota sana dia akan sulit untuk membayangkan (bahwa batin dia sesungguhnya bercahaya). Tetapi saya saat ini berbicara di depan peserta pabajja yang 65 orang itu sudah berlatih meditasi samatha selama 7 hari. Saya harus berbicara dengan yang lebih dalam lagi. Inilah mengapa saya menolak permintaan satu samanera yang meminta saya untuk berceramah tentang kehidupan sehari-hari. NO! ini bukan forumnya. Saya harus berbicara dengan yang lebih dalam lagi saat ini. Kenapa ? Karena pendengarnya siap. Anda semua sudah siap mendengarkan ceramah yang lebih dalam lagi.  00:14:13-1  
Tan assutavā putthujano natan nappajanati .. seorang yang belum tercerahkan dan tidak mempunyai pengetahuan, tidak memahami hal tersebut. Inilah yang membuat orang pasrah pada takdirnya. Dia menganggap sudah menjadi takdirnya manusia batinnya kotor. Dia tidak mengetahui bahwa sesungguhnya batinnya itu pabhassara ... bersinar, terang benderang, murni, penuh cinta kasih, penuh kewelas-asihan, penuh kebijaksanaan, penuh semua kualitas kualitas spiritual yang sangat positif. Mereka tidak tahu. Inilah yang saya katakan beruntunglah anda masih bisa bertemu dengan ajaran Buddha, tripitaka dan kitab komentarnya masih bisa dibaca, guru yang memahami juga masih tersedia di muka bumi ini ... Anda harus bersyukur karena anda masih bisa mengalami batin anda yang Pabhassara, yang bersinar terang benderang, yang bebas dari kilesa, .. ya.. bebas dari kekotoran batin.  00:15:26-8
Jadi sangat indah sekali pada saat kita mampu masuk ke lapisan hati kita yang paling dalam dengan kekuatan samadhi kita. Ingat Buddha berkata Samadhim Bhikkhave bhavetha .. O, para bikkhu. wahai, para bikkhu … kembangkanlah samadhi. kembangkanlah stillness. Samahito Bhikkhu Bhikkhave yathabhutam pajanati. Seorang bhikkhu yang mempunyai samadhi, yang batinnya still, punya stillness, yatabhuttan pajanati .. dia akan mengetahui, bisa melihat , memahami segala sesuatu secara obyektif, secara apa adanya … tidak berdasarkan khayalan khayalannya, tidak berdasarkan apa kata orang, tidak berdasarkan obsesinya, ilusinya. Tidak. Pada saat batin anda sudah Pabhassara, sudah bersinar .. maka anda sudah terbebas dari ilusi, anda bebas dari delusi, anda bebas dari obsesi khayalan like and dislike dlsb. Batin anda sangat murni dan mampu mengamati segala sesuatu dengan penuh obyektivitas.  00:16:42-6
Dan satu realisasi lagi bagi anda yang sudah maju di dalam meditasi anda jangan lupa anda terus mengamati perubahan perubahan kualitas hati anda … perubahan cara pandang anda. Inilah mengapa di hari-hari awal saya melarang anda untuk berfikir. Saya melarang anda untuk mengingat-ingat pada saat bermeditasi saya melarang anda untuk berfikir mengingat-ingat apa itu apa ini. Saya melarang anda untuk terlalu sibuk menggunakan fikiran anda. Saya meminta anda untuk membuat fikiran anda untuk tidak bergerak … tidak usah sibuk dengan fikiran, dengan memori, dengan gagasan, dengan obsesi dlsb.  Saya juga melarang anda untuk berpendapat betapa ini indah betapa itu indah. Saya melihat ada daun ini menjadi indah sekali. Semuanya di tahapan awal. Kenapa? Karena segalanya masih belum pasti. Karena anda masih berada di lapisan yang paling kasar di dalam batin anda … sehingga pengamatan anda adalah pengamatan yang terdistorsi. Kenapa saya melarang anda ? Karena saya tahu pada saat anda mampu masuk lebih dalam lagi maka semua gambaran yang anda dapatkan di hari hari sebelumnya menjadi berbeda lagi. Jadi percuma .. menghabiskan waktu untuk sesuatu yang nanti kita tahu bahwa yang kita tembus ternyata berbeda dengan apa yang kita fikirkan sebelumnya. 00:18:32-9
Dan anda sudah mulai yang sudah maju di dalam meditasinya mohon amatilah perubahan tersebut. Dan lihatlah pada saat anda keluar dari alam meditatif maka cara pandang anda terhadap dunia dan sekeliling andapun juga berubah. Dunia menjadi indah bukan karena konsep atau fikiran … bukan karena obsesi. Dunia menjadi indah karena memang hati anda sudah indah. Hati anda sudah bersih. Batin anda sudah bersih sehingga kemanapun anda memandang yang tampak adaalah kemurnian … keindahan. Sudah tidak ada lagi panca nivarana … lima rintangan batin, sudah tidak ada lagi byapada atau fikiran fikiran yang jahat, fikiran negatif. atau dengan terjemahan saya fikiran yang kaing-kaing. Sudah tidak ada lagi. Sehingga kemanapun anda melihat yang tampak hanyalah keindahan, keindahan, keindahan, keindahan, keindahan.
Dan anda sudah mulai bisa merealisasi kebenaran kata-kata pada saat semua guru meditasi mengajarkan kepada kita bahwa dunia di luar itu hanyalah refleksi dari dunia di dalam diri kita sendiri. Kalau dunia di dalam diri anda hati anda bersih maka dunia di luar nampak bersih. Lihat. Sangat mengagumkan kualitas hati yang seperti ini. Dan anda mulai bisa menggunakan hati ini untuk exercise bagi anda yang meditasinya sudah maju saya ajarkan.
Gunakanlah kualitas batin yang sudah bersinar itu untuk menggali kejadian kejadian yang penting di masa lalu untuk menemukan sisi baru yang selama ini anda tidak pernah melihatnya. Lihat. Betapa kebencian anda pada sesorang di masa lalu pada saat anda panggil kembali pada saat ini dan anda bisa tersenyum melihat wajah orang tersebut. Anda mungkin jadi amaze …kagum. Wow, ternyata saya tidak membenci orang ini. Ternyata ada satu metta cinta kasih yang murni yang menginginkan orang ini bahagia. Lihat. Mettta anda tumbuh pada saat samadhi anda berkembang. Cinta kasih anda tumbuh pada saat stillness samadhi anda berkembang. Jadi inilah mengapa di retreat ini saya tidak mengajarkan meditasi metta, saya genjot anda terus untuk berlatih samatha. Dan anda sekarang sudah melihat hasilnya beberapa dari anda bahwa ternyata metta bisa muncul pada saat samadhi anda sudah berkembang. Anda bisa gunakan batin yang sudah .. apa .. lunak seperti itu yang menjadi patuh dengan apa yang kita perintahkan untuk menggali lagi memori masa lalu. Kejadian yang tidak mengenakkan yang membuat anda stress, depresi, galilah hadirkan dia di saat ini. Dan lihatlah anda menemukan kebijaksanaan yang baru untuk menghadapinya. Dan lihatlah betapa sebenarnya depresi anda, stress anda itu hanyalah kebodohan saja. Karena ternyata anda dapat melihat masalah tersebut dari sisi yang berbeda yang akhirnya membuat anda penuh metta lagi, penuh cinta kasih lagi, dan stressnya hilang, depresinya hilang .... Anda tersenyum terhadap obyek tersebut … terhadap pengalaman kehidupan yang traumatik misalkan. Lihat. Betapa hati anda dapat berubah. Cara pandang anda berubah,ya.
Nah, pengalaman ini memunculkan memberikan data kepada kita bahwa sesungguhnya kita bisa melihat sesuatu dari berbagai sisi. Kalau saya melihat sesuatu dari sisi yang gelap, sisi yang negatif maka effeknya adalah kemarahan atau kebencian atau semua kilesa yang lain muncul. Tetapi ternyata saat ini saya bisa melihat hal yang sama dari sisi yang lebih terang benderang dengan bantuan batin yang pabhassara tadi … batin yang terang benderang tadi. Saya bisa melihat dari sisi yang positif dan hasilnya berbeda. Reaksi reaksinya berbeda. Saya bisa memaafkan dia. Memaafkan bukan suatu keharusan ... karena memang tidak ada yang perlu dipersalahkan dari dia. Dia memang harus seperti itu. Dia memang harus berbuat sesuatu yang anda anggap mungkin perbuatan yang salah. Dia memang harus berbuat seperti itu … dan anda mengizinkan dia berbuat seperti itu. Lihat. Metta muncul. Cinta kasih muncul. Inilah mengapa saya sangat mencintai meditasi. Karena setiap kali bermeditasi memberikan pengetahuan yang baru kepada saya. Yang orisinil.
Ya, nah .. anda yang sudah berkembang meditasi anda, sudah mulai melihat semuanya dengan terang benderang. Lihatlah perubahan perubahan tersebut. Realisasilah keindahan dharma. Dan lihatlah betapa dunia ini ya memang seperti ini. Anda tidak perlu lagi menyalahkan dunia kalau sedang kesulitan, kesusahan, menderita atau apa ... BUKAN salah dunia. Kalau anda melihat dunia ini sebagai sesuatu yang membuat anda kaing-kaing ... bukan salah dunia. Tetapi anda kaing-kaing karena hati anda masih .. agantukehi upakkilesehi upakkilittham... masih tertekan oleh kilesa, tertekan oleh kekotoran batin. sehingga anda tidak merealisasi apa yang dikatakan Buddha pabhassaram iddham cittan... batin ini sesungguhnya bercahaya. Kalau anda bisa merealisasi batin yang bercahaya (maka) anda akan mampu melihat dari sisi yang terang benderang. Dan yang ada hanyalah cinta kasih …. yang ada hanyalah kewelas-asihan, kebijaksanaan, kesabaran. Ini kebahagiaan. Ini surga. Dan tujuan kita tentu bukan hanya mencapai surga. Kita ingin melampaui surga untuk merealisasi nirwana00:25:21-2
Nah, amatilah karena pada hari ke 7 ini anda sudah pergi terlalu sangat jauh sekali. Sampai hari ke 7 ini perjalanan sudah sangat jauh sekali. jadi tinggal 3 hari lagi yang tersisa. manfaatkanlah apa yang anda alami. meningkatkan kebijaksanaan, segala perubahan cara pandang anda, perubahan persepsi anda, perubahan emosi anda, amatilah.sehingga memberikn informasi kepada anda bahwa ternyata ada cara yang lebih sehat untuk menjalani kehidupan . jadi dengan tidak mengizinkan kekotoran batin menekan batin kita. 00:26:09-7
Anda yang belum meditasi, yang belum berkembang dalam meditasi anda, lihat juga amati. Betapa batin anda ini ... maaf ... seperti monyet. Lompat dari dahan pohon sebentar bergelantungan kemudian melompat lagi ke dahan yang lain. Lompat lagi .. lompat lagi …lompat lagi … seperti monyet yang masih bermain-main. Ya, detik ini memikirkan :” aduh suami saya sedang apa ?”. Belum fikiran tentang suami selesai lompat lagi memikirkan : “eh, anak saya ini mungkin jam segini sudah tidur, ya ?”. Belum selesai memikirkan anak lompat lagi memikirkan pekerjaan saya belum selesai. Lihatlah … batin anda tidak sehat. Inilah yang dikatakan oleh Buddha (Buddhagosa?) ..umatako viya puthujano1). Seorang yang belum tercerahkan, seorang puthujjana itu umataka ... gila .. viya ... seperti. seorang puthujjana itu seperti orang gila. Itu kata kata Buddha, jangan marah kepada saya. Dan anda sudah melihat sendiri bahwa batin anda gila. Lompat sini, lompat sana. Urusan yang satu belum selesai, lompat lagi ke hal yang baru. Yang itu belum selesai, lompat lagi ke hal yang lainnya. Yang ini belum selesai lompat lagi. Ini kan seperti orang bicara : “ o, Bhante Kheminda, saya ingin interview .. Bu Vero… Padahal Bu Vero-nya nggak ada, misalkan. Lompat lagi .. lompat lagi …lompat lagi …  Belum selesai urusan yang satu, anda pindah ke urusan lainnya. Benar, nggak ? Kenapa seperti ini ? Karena umataka. Anda adalah seorang yang umatako… seperti orang gila, umatako viya …seperti orang gila. Terimalah kegilaan anda. Jangan khawatir anda seperti itu karena masih tertekan oleh kilesa ... agantukehi upakkilesehi upakkili ttham...tertekan oleh kilesa yang sedang mengunjungi batin anda. Anda bisa membuatnya pabhassara semuanya terang benderang dengan latihan meditasi Anapanasati. Ya, jadi lihatlah semuanya itu bahwa umataka yang gila bisa dibikin sehat kembali. Nah, anda bayangkan jika anda masih membawa-bawa kualitas hati dan fikiran gila seperti itu dalam kehidupan anda sehari-hari. Lalu kemudian istri anda mengeluhkan anda. Kira-kira salah istri anda atau salah anda? Jelas, orang yang di dekat anda tidak betah karena anda umataka viya ..seperti orang gila. Hah ? Itu dunia yang tidak tampak selama anda hidup dalam kehidupan anda sehari-hari di kota sana ..Dunia ini tidak kelihatan dengan jelas. Sekarang kelihatan dengan jelas. Betapa batin yang tidak terlatih itu umatako ... umataka viya... seperti orang gila. Anda faham maksud saya ? Ini batin yang tidak sehat. Anda tidak akan pernah bisa bahagia dengan kualitas batin yang seperti ini. Anda harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melatih batin anda sehat kembali sehingga anda tidak termasuk dalam kategori umatako viya puthujjano ... seorang puthujjana yang seperti orang gila. Anda harus bermeditasi paling tidak bisa mencapai tingkat kesucian Sotapanna supaya kegilaan itu terkikis … secara pelan-pelan.  00:30:00-7
Nah, bagi anda yang sudah berkembang meditasinya,.. Sekali lagi betapa indahnya kehidupan ini .. Bahwa ternyata anda bisa mendapatkan perasaan blisful seperti itu tanpa harus mengikuti dunia panca indera ... tanpa harus terjebak kepada  dunia panca indera. Dan anda juga sudah melihat dengan jelas bahwa kilesa kilesa anda .. kekotoran batin anda itu hanya menjanjikan sesuatu yang tidak pernah dia penuhi. Dan anda juga sudah mulai melihat bahwa Yam kinci samudaya- dhammam, sabbam tam nirodha-dhammam,2) kata yang ariya khonda pada saat beliau mengalami pencapaian tingkat kesucian Sotapanna. Dia mengatakan kalimat yang sangat terkenal ini : Yam kinci samudaya dhammam ... apapun dhamma yang muncul ... sabbam tam nirodha-dhammam ... semuanya itu mempunyai sifat lenyap. Dan anda melihatnya. Yam kinci samudaya-dhammam ... whatever that as the nature of arising ... segala sesuatu yang mempunyai sifat kemunculan .... sabbam tam nirodha-dhammam .... all that has the nature of ceasing ... lenyap. segala sesuatu yang muncul lenyap kembali.  00:31:37-9
Anda sudah saya ajarkan untuk melakukan perenungan .. Empat perenungan , yakni perenungan tentang anicca, tentang ketidak kekalan ...Anda melihat segala sesuatu yang muncul lenyap kembali.  Seperti tadi baru saja hujan. Saya memperhatikan titik titik hujan. Ada tetesan air hujan yang mengena genangan air. Anda lihat. Tetesan air hujan yang mengenai genangan air. Dia menetes menimbulkan percikan setelah itu lenyap kembali. Mungkin ada gelembung yang menetes. Ada gelembung sebentar lenyap kembali. Dan anda yang meditasinya sudah maju melihat hal ini semua bahwa segala sesuatu yang muncul, menetes seperti air hujan, lenyap kembali. Dan setelah lenyap anda melihat itu lenyap tanpa sisa …. bukan lenyap sebentar kemudian muncul lagi. Bukan … tetapi lenyap untuk selama-lamanya. Inilah kontemplasi anicca Anda akan menjadi berbeda pada saat anda tidak mempunyai samadhi. Pada saat stillness anda tidak kuat, pemahaman anicca anda sangat superficial. Tetapi pada saat samadhi anda kuat, anda melihat bahwa semua proses ini anicca. Seperti air hujan. yang menetes... plek .. lenyap kembali ... tanpa sisa, tidak muncul lagi. 00:33:17-1   
Atau anda yang melakukan perenungan berikutnya yakni wiragaWiraga itu meredup sampai kemudian hilang. Lihatlah. Nafsu anda muncul, meredup hampir hilang. Kemarahan anda muncul, meredup hampir hilang. Semua kualitas batin negatif meredup, meredup seperti lampu yang mempunyai alat untuk bikin dia meredup, meredup, meredup, meredup, meredup, .. hilang. Inilah wiraga, kata Buddha.  Setiap kali anda melihat sesuatu anda melihat proses meredupnya tadi. Segala sesuatu meredup. 00:34:05-7
Atau perenungan yang ketiga di dalam anapanasati adalah perenungan tentang nirodha … tentang kelenyapan. Disetiap kali anda mengarahkan perhatian dan samadhi anda yang ada hanyalah kosong, lenyap. Dan anda melihat dengan jelas sedetik sebelumnya ada sekarang sudah lenyap. Proses lenyapnya itu sangat terlihat dengan jelas sekali. Tadi ada sekarang kok nggak ada. Dan anda juga mulai arahkan fikiran anda, perhatian anda, samadhi anda untuk mulai melihat, menganalisa siapakah aku ini.  Selama ini anda menganggap ada aku di dalam hati ini. Cobalah dianalisa siapa sih si aku ini?  Coba temukan .. ya.. sesuatu wujud yang solid yang selama ini anda anggap sebagai si Aku. Dan setelah itu arahkan sati anda dan samadhi anda ke dalam sesuatu yang anda anggap sebagai si aku tadi. Dan anda akan melihat bahwa yang anda anggap aku tadi ada sekarang lenyap lagi. Nirodha. Semua cetana cetana anda kehendak anda untuk melakukan ini, kehendak anda untuk menjadi Sotapanna ... lihatlah .. itu yang anda anggap sebagai aku mungkin selama ini. Tetapi lihatlah bahwa cetanapun tadi ada sekarang lenyap … tidak ada. Nah, kalau anda mengidentifikasikan diri sebagai cetana maka anda harus memahami bahwa si aku tadi ada tetapi sekarang tidak ada.  Keakuan anda seharusnya juga sudah mati. Dan anda mulai melihat dengan jelas ... oh, ternyata si aku itu impermanent … tidak kekal. Ternyata tidak ada yang namanya aku. Segala sesuatu yang terjadi hanyalah proses batin dan proses fikiran serta proses jasmani yang muncul sesaat, hilang dan berkesinambungan. Terus menerus proses itu seperti itu. Dan kosong. Dibalik semuanya itu kosong … sunnyata.  Kosong dari apa ? Kosong dari nicca .. kosong dari sesuatu yang kekal artinya berarti tidak kekal. Kosong dari suka, kosong dari kebahagiaan dan kosong dari aku. Semuanya tanpa aku. Ya ... Jadi manfaatkanlah pencapaian meditatif anda yang sudah sangat jauh, sangat dalam untuk melakukan perenungan perenungan itu.
Perenungan yang ke empat adalah tentang patinisaga. Anda akan melihat bahwa anda meninggalkan semua kemelekatan kemelekatan anda. Anda menanggalkan semua beban beban anda. Beban tubuh jasmani anda anda tinggalkan karena anda sudah mengerti the art of letting go … seni untuk melepas. Anda melepaskan beban beban fikiran anda, anda melepaskan beban beban masa lalu dan masa depan anda. Dan anda akan dapat menikmati seni untuk hidup di masa kini. Dan ini sangat bermanfaat sekali nanti bahkan setelah program retreat ini anda masih akan teringat dengan pengalaman ini dan secara alamiah kebijaksanaan yang muncul melalui meditasi ini akan membuat kilesa anda meredup … tidak sekuat sebelumnya. Prosesnya akan terjadi secara alamiah bahwa kekotoran batin anda emosi emosi anda akan melemah, melemah makin melemah makin melemah.
Dan hukumnya akan berlaku seperti ini bahwa kebahagiaan anda berbanding lurus dengan melemahnya kilesa anda. Jika anda berhasil melemahkan kilesa anda hanya sedikit saja, maka kebahagiaan anda hanya sedikit saja. Kalau anda berhasil melemahkan kilesa anda banyak yang bisa anda lemahkan, maka anda akan mengalami kebahagiaan dalam jumlah sangat besar sekali. Berbanding lurus. Oleh karena itu kalau anda ingin bahagia anda harus mampu melepaskan meninggalkan patinisaga meninggalkan semua kilesa kilesa tersebut.
Tidak hanya kilesa yang anda tinggalkan .. tetapi semua dharma … karena sabbe dhamma nalam ... nalam abhinevesaya .. Semua dharma tidak pantas untuk dilekati.  Jadi cinta kasih anda juga jangan anda lekati, samadhi anda yang sudah berkembang jangan anda lekati, anda yang sudah mulai bisa menanggalkan indera anda dan mengalami keadaan yang penuh kebahagiaan blissful jangan anda lekati .. karena Sabbe dhamma nalam abhinivesaya .. semua dharma.. is not worth to be clung to ... tidak pantas untuk anda lekati.  Kemelekatan hanya membuat anda menderita dan ini anda tahu bukan karena Buddha mengatakannya kepada anda, bukan karena Bhante Kheminda mengatakannya kepada anda, tetapi anda merealisasinya sendiri bahwa kemelekatan anda membuat tubuh anda tegang. kemelekatan anda membuat batin dan fikiran anda tegang … dan kemelekatan tersebut memporak porandakan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan anda. Ini yang disebut sebagai realisasi ... first hand knowledge … kebijaksanaan tangan pertama. Anda tidak mendapatkannya dari guru anda. Anda tidak mendapatkannya dari orang lain. Tetapi anda mendapatkannya sendiri. Inilah mengapa kemarin saya katakan temukanlah batu permata di lapisan hati yang paling dalam. Batu permata yang sangat berharga. Batu permata Dharma. Temukanlah keindahan Dharma ini bahwa ternyata sabbe dhamma nalang abhinevesaya .. semua dharma tidak pantas untuk anda lekati. Karena kemelekatan membuat anda tegang. Kemelekatan menghancurkan ketenangan kedamaian anda. Sudah tahu sekarang ? Inilah mengapa saya harus berbicara dengan lebih dalam lagi di forum yang seperti ini … karena anda sudah mengalaminya sendiri.  00:40:43-4
Nah .. jadi perubahan perubahan itu amatilah. Dan juga hati - hati dengan asava anda ... batin anda yang memancar keluar. Karena batin pada saat memancar keluar melalui lubang panca indera… lihatlah … asava tersebut mengambil ketenangan anda. Dia keluar dengan mencuri ketenangan anda, mencuri kedamaian anda. Saat asava ini keluar ... lihatlah .. nafas anda menjadi kasar kembali, tubuh anda menjadi tegang kembali, rasa sakit menjadi muncul kembali. Ingat .. anda menderita kembali. Kenapa ? Karena batin tergoda oleh dunia panca indera. Batin yang seperti ini adalah batin yang bodoh. Batin yang avijja.. not knowing. Batin yang tidak tahu cara untuk menemukan kebahagiaan. Dia anggap dunia ini bisa memberikan kebahagiaan tetapi ternyata tidak. Jadi apa yang anda rasakan sebagai kebahagiaan selama ini di dunia di luar sana ternyata itu (bukan?) penderitaan. Ternyata itu adalah termasuk dalam kata-kata Buddha pancupadana-kkhanda -dukkha.. lima agregat yang menjadi obyek kemelekatan anda itu adalah dukkha .. penderitaan. Dan sekarang merasakannya sendiri. Dan anda akan merasakannya : wow,ternyata selama ini saya ada yang salah. Ternyata saya dapat hidup dengan cara yang lebih positif lagi. yang lebih sehat lagi. Hubungan saya dengan orang lain menjadi lebih positif lagi … lebih sehat lagi. Hubungan anda dengan suami dan istri anda menjadi lebih sehat lagi. Anda benar-benar mengharapkan suami atau istri anda berbahagia. Dan itu tulus. Anda bisa tersenyum pada saat suami atau istri anda sedang bermesra-mesraan dengan orang lain. Oh .. suamiku engkau bahagia, ya sekarang. (tawa). saya bisa merasakan kebahagiaan kamu, suamiku. inilah .. metta. (tawa) kenapa ? ... didanain.. didanain ke siapa?... di-fanshen .. ada yang jawab dimutilasi.... (tawa). No, saya tidak bercanda ... tetapi ini adalah reaksi yang normal yang bisa terjadi pada saat anda melihat sesuatu yang tidak anda inginkan. Karena dunia di dalam diri anda sudah murni ... sudah bahagia maka di dunia ini yang kelihatannya apa ..menurut anggapan anda tadinya sesuatu yang tidak anda inginkan .. lihat perubahan itu ada. Anda bisa menerima perbedaan, anda bisa menerima prilaku orang lain apapun itu karena anda sudah menjadi pribadi yang bebas. Anda tidak tergantung kepada dunia lagi. Selama ini anda masih tergantung kepada dunia. Kalau dunia ini bersikap baik kepada anda, anda tersenyum. Sebaliknya, kalau dunia ini bersikap tidak baik terhadap anda, anda cemberut. Lihat. Anda tidak merdeka, lho. Anda diombang-ambingkan oleh dunia. Lihat. Kenapa anda tidak bisa membebaskan dari dunia ? Dunia mau baik / mau tidak baik, kita tetap tenang. damai. bahagia. Sekarang anda bisa merealisasinya melalui meditasi. Oh, ternyata dunia panca indera ini bisa anda tinggalkan, dan anda semakin tenang semakin damai, semakin blisful. Jadi inilah mengapa buddhism is the art of living ... seni untuk hidup supaya kita bisa hidup lebih positif lagi, ya? 00:44:50-9
Sekali lagi dunia diluar adalah pantulan cerminan dari dunia di dalam diri anda. Kalau diri anda sudah positif maka kemanapun anda melihat apa yang anda lihat hanyalah hal yang positif saja. Complaining mind sudah tidak ada lagi. Anda sudah tidak complain ini complain itu … complain ini complain itu. Semua yang ada di bumi ini anda complain-in .. Hanya satu yang anda tidak complain-i. Siapa? Diri anda sendiri. Makanya pada saat ada seseorang yang mengatakan "saya kecewa dengan semua bhikhu bhikhu di indonesia ini .. saya kecewa." “Congratulation, selamat, romo. romo sudah menjadi romo yang baik.” (tawa) Lupa dengan dirinya sendiri. Yang dilihat hanyalah luar saja. Kalau anda sibuk mengamati dunia di luar sana, maka itu asava. Hati hati. Sebagian besar batin anda yang mengalir keluar menjemput dunia itu didorong oleh asava. Sebagian besar tidak semuanya …karena para orang suci sudah tidak didorong oleh asava lagi. Tapi anda yang belum suci bisa jadi sebagian besar didorong oleh asava. ya. Jangan terjebak pada dunia. Jangan terikat pada dunia. Bebaskan diri anda dari dunia. 00:46:14-9
Ya, Bhante … tapi kayaknya susah ini meditasinya. Target target saya berantakan nih, Bhante. (tawa). Kemarin saya targetkan hari ke lima jadi Sotapanna, ini sudah hari ke tujuh masih kaing-kaing, Bhante.(tawa). Tolong, Bhante.  Ajarkan dharma yang lebih mudah lagi bhante buat saya supaya nggak kaing-kaing. 'Gimana, Bhante? nih .. Saya ketinggalan dengan yang lainnya ... Yang lain sudah maju sudah bisa merasakan nafas lembut, sudah bisa melihat pabhassaram cittan batin yang bercahaya .. saya kok belum, Bhante?  Saya melihat cahaya kok ya cahaya ini saja … lampu disini, Bhante … kelap-kelip … kelap-kelip.
Jadi saya akan sampaikan apa yang diajarkan oleh Buddha untuk mengamati batin ini. Ya.. selama 7 hari ini saya sudah banyak menyampaikan, memberi tahu, menginformasikan kepada anda apa yang diajarkan Buddha yang bisa mendukung latihan latihan anda. Dan ini mungkin yang terakhir yang bisa saya sampaikan kepada anda sebagai modal terakhir anda yang belum bisa survive karena mulai hari ke 8, ke 9 , ke 10 anda harus bekerja keras lagi. Maka gunakan semua modal yang saya berikan untuk mendukung atau mempercepat latihan anda. Modal yang akan saya berikan adalah tentang cittanupassana . Cittanupassana itu adalah kontemplasi batin ... kita mengamati batin kita ... Di bagian ini berasal dari bagian mahasatipatana sutta section tentang contemplation of mind cittanupassan. Buddha mengajarkan kepada kita tentang bagaimana cara yang benar untuk melihat batin kita .. ya.. Supaya kita menjadi tidak terikat lagi pada dunia ini .. ya .. Supaya kita menjadi .. apa.. mempunyai kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang pantas untuk kita lekati ... ya .. Dengan demikian supaya batin anda berbahagia... Batin anda bisa mengalami ketenangan kedamaian dan kebahagiaan yang diidamidamkan oleh para bhikkhu ... Sebelum saya uraikan saya akan mencoba menyampaikan kata kata Buddha di dalam bahasa pali dan anda bisa mendengarkannya.. 00:49:55-2

Kathaṃ ca pana, bhikkhave, bhikkhu cite cittānupassī viharati?
Idha, bhikkhave, bhikkhu
§  sarāgaṃ vā cittaṃ ‘sarāgaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vītarāgaṃ vā cittaṃ ‘vītarāgaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  sadosaṃ vā cittaṃ ‘sadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vītadosaṃ vā cittaṃ ‘vītadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  samohaṃ vā cittaṃ ‘samohaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vītamohaṃ vā cittaṃ ‘vītamohaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  saṅkhittaṃ vā cittaṃ ‘saṅkhittaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vikkhittaṃ vā cittaṃ ‘vikkhittaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  mahaggataṃ vā cittaṃ ‘mahaggataṃ cittaṃ’ ti pajānāti, amahaggataṃ vā cittaṃ ‘amahaggataṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  sa-uttaraṃ vā cittaṃ ‘sa-uttaraṃ cittaṃ’ ti pajānāti, anuttaraṃ vā cittaṃ ‘anuttaraṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  samāhitaṃ vā cittaṃ ‘samāhitaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, asamāhitaṃ vā cittaṃ ‘asamāhitaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
§  vimuttaṃ vā cittaṃ ‘vimuttaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, avimuttaṃ vā cittaṃ ‘avimuttaṃ cittaṃ’ ti pajānāti.
Iti ajjhattaṃ vā citte cittānupassī viharati, bahiddhā vā citte cittānupassī viharati,
ajjhattabahiddhā vā citte cittānupassī viharati,
samudayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati, vayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
samudaya vayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
‘atthi cittaṃ’ ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti.
Yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya anisstito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati.
Evaṃ pi kho, bhikkhave, bhikkhu citte cittānupassī viharati00:53:01-9

Nah itu tadi yang diajarkan oleh Buddha tentang cittanupasana .. mohon maaf ..kontemplasi batin. Jadi jika anda ingin berkembang dalam latihan meditasi anda, anda harus mengikuti instruksi yang diajarkan guru agung kita, Buddha Gotama.ya. Jangan bermeditasi yang tanpa arah … mengikuti petunjuk petunjuk yang tidak mempunyai landasan di dalam teks yang tidak jelas apakah ini ajaran Buddha atau bukan. Jadi teruslah ikuti karena kitab suci masih tersedia. Kita masih bisa membaca tripitaka kita.dan kitab para Arahat yang disebut kitab komentar, kitab tafsir juga masih tersedia. Anda masih bisa membongkar harta karun kebijaksanaan para arahat di masa lalu. Inilah mengapa harus semakin banyak guru guru dharma yang benar benar berpengetahuan dan juga berlatih dengan benar. ya .. Supaya apa? Supaya dharma tidak disalah artikan. Sesuatu yang adhamma dianggap sebagai dhamma …  Sesuatu yang bukan dharma dianggap sebagai dharma. Inilah yang banyak terjadi di Indonesia. Banyak apa yang sebut sebagai pseudo dhammaPseudo itu seolah-olah … seolah-olah dharma padahal bukan. Buddha tidak pernah mengajarkan hal seperti itu... Tetapi dianggap sebagai sesuatu yang diajarkan Buddha dan anda tidak tahu benar atau salahnya. Karena apa? Karena anda tidak mempunyai kemampuan membongkar harta karun para arahat. Informasi yang diberikan para arahat di masa lalu masih tetap bisa kita buka, ya .. di kitab kitab komentar. 
Jadi pada saat kita membuka maha satipathana sutta pada section citta nupassana Buddha tadi mengatakan 00:55:18-0
Kathaṃ ca pana, bhikkhave, bhikkhu citte cittānupassī viharati? 
Apakah para bhikku yang dimaksud atau yang disebut citte cittānupassī ... merenungkan citta di dalam citta ..merenungkan batin di dalam batin. Anda tidak diajarkan oleh Buddha untuk merenungkan batin di dalam tubuh. Anda tidak diajarkan oleh Buddha untuk merenungkan batin di dalam obyek obyek panca indra anda. Anda diinstruksikan oleh Buddha citte cittānupassī viharati , ya? Bagaimana anda tinggal, dealing , merenungkan batin di dalam batin. Supaya anda tidak terkena tipuan tentang batin yang anda anggap sebagai bukan batin. Anda harus mengkontemplasikan batin di dalam batin. 00:56:24-0 
kemudian Buddha berkata  Idha, bhikkhave, bhikkhu  para bhikkhu disini
sarāgaṃ vā cittaṃ ‘sarāgaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vītarāgaṃ vā cittaṃ ‘vītarāgaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, ….
Sarāgaṃ vā cittaṃ ‘sarāgaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, … seorang bhikkhu mengetahui batin yang sedang saragam ... batin yang sedang disertai nafsu sebagai batin yang disertai oleh nafsu. Jadi tugas anda jika anda mengikuti nasehat atau instruksi dari Buddha adalah hanya mengenali pada saat batin anda sedang dengan nafsu maka anda harus mengenalinya sebagai batin yang sedang dengan nafsu ..saragamvītarāgaṃ adalah pada saat batin anda terpisah tidak dengan nafsu .. anda harus mengetahuinya sebagai batin yang terpisah atau tidak bersama dengan nafsu.
Kalau anda mampu mempunyai sati dan juga samadhi yang cukup kuat untuk melihat batin yang sedang bersama atau dengan nafsu sebagai batin yang sedang bersama atau dengan nafsu, maka anda akan terbebas dari segala masalah psikologis. Anda tidak terperangkap nafsu batin anda. Anda bisa membebaskan diri dan mengizinkan batin yang saragam yang dengan nafsu ini muncul dan kemudian anda lepaskan lagi … sehingga anda tidak terperangkap dalam jeratan nafsu anda yang membuat tubuh anda kemudian tegang lagi, yang membuat batin anda tegang, yang menghancurkan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan anda. Jadi lihat saragam citta sebagai saragam citta ... batin yang dengan nafsu sebagai batin yang dengan nafsu.
Tetapi tentu saja sebagian manusia tidak mengikuti instruksi dari Buddha. Pada saat saragam citta muncul ... batin yang sedang dipenuhi oleh nafsu muncul persepsi dia mengatakan saya ini adalah nafsuku … saya sedang bernafsu. Anda mulai mengidentifikasikan batin. Sesungguhnya batin dengan nafsu itu hanyalah fenomena yang muncul lenyap tetapi karena anda identifikasi sebagai aku, milikku, diriku anda... keakuan anda terlibat disana maka anda seperti yang saya katakan kemarin anda seperti melihat film kemudian anda pause film tersebut … sehingga filmnya berhenti. saragam cittan yang sedang muncul anda pause... anda hentikan .. sehingga seolah-olah batin yang dipenuhi nafsu ini batin yang kekal dan anda terperangkap disana , terjebak disana menjadi budak dari nafsu anda. Dan akhirnya tidak terhindarkan anda melakukan karma yang didorong oleh nafsu anda. Karma melalui ucapan anda untuk mewujudkan keinginan nafsu nafsu anda atau karma melalui tubuh anda untuk mewujudkan nafsu nafsu anda. Dan lihatlah …  seperti yang anda alami dalam meditasi ini. Pada saat asava anda izinkan keluar untuk menemui dunia melalui lubang panca indera maka anda kehilangan ketenangan, dan kedamaian dan kebahagiaan anda. Anda tidak bahagia. Semuanya bergetar kembali. Semuanya menjadi tegang kembali. ya. harusnya dari umur anda saat ini anda sudah tahu .
Dari pengalaman masa lalu bahwa nafsu nafsu anda hanya memberikan janji janji kosong kepada anda. betul tidak? Kosong. janji palsu. Ibaratnya mereka kekasih anda, mereka kekasih yang tidak setia. Makanya tidak pantas untuk dilekati. Ibaratnya mereka suami anda , suami yang tidak setia ; istri yang tidak setia … yang tidak pantas untuk dilekati.  Oleh karena itu cara terbaik bagaimana? Karena tidak setia maka tekadkan di dalam hati ; “hai, nafsu ... mulai hari ini Loe Gue End.” Putuskan hubungan anda dengan nafsu karena mereka hanya memberikan janji kosong saja, janji palsu saja. Lihat … pada saat cerita saya tentang durian.Wah, sepertinya durian ini enak …. tetapi ternyata begitu saya nikmati hanya sampai butir ke empat saja. Biji keempat saja. Durian yang ke lima sudah tidak enak lagi.palsu, kan? Nafsu anda ada batasnya. itu yang harus anda lihat dan itu yang harus anda realisasi melalui meditasi. Bagi anda yang sudah masuk ke alam meditatif yang sangat dalam perenungan dari anapanasati tadi tentang anicca, tentang wiraga, tentang nirodha, tentang patinisaga memberi informasi kepada anda bahwa segala sesuatu yang muncul lenyap. Nafsu anda yang muncul .. lenyap. Maka sabbe dhamma nalang abhinevesaya .. semua dharma tidak pantas untuk dilekati. Nafsupun tidak pantas anda lekati. Karena kalau begitu anda melekatinya, setiap kemelekatan anda akan memberikan persepsi kepada anda tentang kekekalan. Oh, ini adalah kekal. Oleh karena itu saya harus mengejar nafsu saya. Saya harus mengejar target saya. Dan inilah saat anda sudah mulai kehilangan keseimbangan secara psikologis ... anda tidak bahagia lagi. Maka kenalilah batin yang sedang bersama dengan nafsu sebagai batin yang sedang dengan nafsu. dan seterusnya . Instruksi Buddha juga difahami dengan cara yang sama. 01:02:28-6
sadosaṃ vā cittaṃ ‘sadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vītadosaṃ vā cittaṃ ‘vītadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, 
Pada saat batin sedang dengan dosa, dengan kemarahan anda tahu bahwa batin bersama dengan dosa dengan kemarahan. Anda tidak diajarkan oleh Buddha pada saat batin sedang dengan kebencian anda memahaminya saya sedang benci. Tidak. Tidak ada saya. aku. Keakuan anda tidak terlibat disana. Dengan demikian anda akan mulai mudah untuk melepaskan kemarahan tadi. seseorang yang terbelenggu menjadi budak kemarahannya adalah seperti kata saya di hari-hari awal seperti serangga yang masuk ke dalam perangkap sarang laba laba. Dia ingin meronta-ronta… ingin keluar dari sarang laba laba tetapi tidak bisa dan akhirnya mati. sama. Kalau anda terperangkap dalam sarang kemarahan anda, anda tahu anda sedang terperangkap pada kemarahan. Anda tahu anda sedang terperangkap dalam kebencian. dan anda berusaha untuk meronta-ronta, meronta-ronta … tetapi karena keakuan anda masih kuat, maka rontaan anda tidak berhasil dan anda akhirnya mati.menjadi korban kemarahan anda. Dan kemudian anda menyesal, “Aduh ... kenapa saya mengambil keputusan yang ekstrem untuk meninggalkan orang tercinta yang saya cintai ? Kenapa saya mengambil keputusan yang ekstrem memarahi suami atau memarahi istri atau memarahi anak ? Anda adalah korban pertama dari kemarahan anda,Anak anda adalah korban berikutnya. Jangan berfikir kalau anda marah .... dimana ada orang yang berfikir, “ Kalau marah ya harus saya ledakkan … karena meledakkan kemarahan itu fun, Bhante.' No. Anda terdelusi … deluded. Anda meledakkan kemarahan karena anda tidak mampu menahan kemarahan tersebut. Kapasitas hati anda terlalu kecil untuk bisa menahan kemarahan dan kemudian melebur kemarahan untuk menjadi netral kembali.
Maka caranya agar anda tidak terjebak, terperangkap dalam kemarahan … sadosaṃ vā cittaṃ ‘sadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, Anda ketahui saja bahwa citta batin anda sedang dengan kemarahan, sedang dengan kebencian. Lihatlah … muncul dan kemudian lenyap. Lihatlah … seperti tetesan air hujan yang mengenai genangan di tanah, menimbulkan gelembung sebentar kemudian pecah lagi gelembungnya. Kemarahan anda hanyalah gelembung tetesan air hujan yang menggelembung sebentar kemudian pecah lagi. Jadi anda tidak perlu mengikuti kemarahan anda.
Dan demikian pula dengan nasehat Buddha selanjutnya. 01:05:27-2
samohaṃ vā cittaṃ ‘samohaṃ cittaṃ’ ti pajānāti,
Pada saat batin sedang dengan moha anda tahu bahwa batin sedang dengan moha.  Pasangannya adalah saat batin sedag tidak dengan moha anda tahu bahwa batin tidak sedang dengan moha. Sama dengan vītadosaṃ vā cittaṃ ‘vītadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, pada saat batin sedang tidak dengan dosa anda tahu bahwa batin sedang tidak dengan dosa … bebas dari dosa.
Dalam Kitab Komentar disebutkan bahwa batin yang vitaraga, vitadosa, vitamoha yang terbebas dari raga, dosa, moha adalah apa yang disebut dalam Kitab Tafsir adalah Kusala Abhyakata Citta. Nah .. ini sangat Abhidhamma sekali. jadi keadaan batin yang baik atau keadaan batin yang Abhyakata .... nanti bulan Februari saya akan mengajar Abhidhamma di Dhammavihari Buddhist dan anda boleh join class sehingga anda tahu apa yang dimaksud Kusala Citta dan Abhyakata Citta. Vipaka citta .. Kiriya citta, ya..Itu penjelasan kitab Komentar. Makanya Kitab Komentar menjadi sangat penting karena ini memberikan informasi kepada kita tentang catatan para Arahat di masa lalu.Vītamohaṃ juga sama kusala citta dan abhyakata citta.
Dan kemudian Buddha mengatakan selanjutnya. 01:06:59-0
saṅkhittaṃ vā cittaṃ ‘saṅkhittaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, vikkhittaṃ vā cittaṃ ‘vikkhittaṃ cittaṃ’ ti pajānāti. 
Saṅkhittaṃ ... fikiran yang mengkerut, yang sempit, yang tidak luas. Pada saat fikiran sedang mengkerut ini anda tahu fikiran sedang mengkerut. Jangan mengidentifikasikan. Jadi poin dari cittanupasana ini adalah mengamati batin di dalam batin secara apa adanya. Dan anda tidak diminta oleh Buddha untuk mengidentifikasikan semua keadaan batin diri anda, milik anda ataupun anda. Saya sedang marah, ini kemarahan saya, ini nafsu saya, atau ini diri saya. Bukan. Anda hanya diminta hanya seperti tukang potret kameraman yang fokus lebih memfokuskan kameranya supaya mendapatkan obyek yang jelas. Supaya anda bisa melihat bahwa citta atau keadaan batin apapun dengan fokus yang baik. Anda bisa melihat bahwa segala sesuatunya muncul hilang kembali tidak pantas untuk dilekati. Tidak pantas untuk dianggap sebagai aku,diriku ataupun milikku. Saṅkhittaṃ vā cittaṃ itu adalah citta yang dipenuhi atau beserta atau tertekan atau disertai thinna midda pada saat anda merasa ngantuk, lemes, kurang tenaga maka pada saat itu saṅkhittaṃ cittaṃ sedang muncul. Batin yang sedang mengkerut . Dan tugas anda hanya mengenali bahwa batin anda sedang mengkerut. anda tidak diminta Buddha untuk mengamati bahwa aduh ... saat ini saya sedang ngantuk. karena setiap identifikasi dengan identitas anda saya, milik saya, diri anda akan membuat tubuh anda kembali tegang. fikiran anda menjadi tegang. batin anda menjadi tegang. dan ketegangan itu menghancurkan ketenangan dan kedamaian anda.
vikkhittaṃ cittaṃ itu adalah batin yang sedang atau ... uddhaca ...yang disertai uddhaca ...sedang gelisah. Sama instruksi yang diberikan oleh Buddha. Anda hanya diminta untuk mengenali batin yang gelisah. Anda tidak diinstruksikan untuk mengidentifikasikan batin yang gelisah sebagai saya sedang gelisah. Karena semua identifikasi tentang ... ah ... Identifikasi apapun yang anda identifikasikan dengan keakuan anda akan memberikan kesan kepada anda bahwa obyek tersebut kekal adanya. Anda akan tertipu menganggap segala sesuatu kekal … padahal segala sesuatu tidak kekal. Karena anda menganggap segala sesuatu kekal maka anda mempunyai .. apa..gangguan psikologis. Anda tidak bahagia. Anda kehilangan ketenangan dan kedamaiannya. Kemudian yang berikutnya mengenai keadaan batin yang baik.   01:10:07-9
mahaggataṃ vā cittaṃ ‘mahaggataṃ cittaṃ’.
Jadi pada saat mahaggata gone to the great artinya pergi ke keadaan yang baik .. telah pergi ke keadaan yang baik atau sublime atau keadaan batin yang luhur. Ini disebut ..apa.. dijelaskan dalam kitab komentar sebagai pada saat batin anda mencapai jhana rupavacara atau jhana arupavacara. Pada saat anda yang bermeditasi dan sudah mencapai keadaan meditatif yang dalam kalau anda mencapai keadaan samadhi yang sangat kuat anda diinstruksikan oleh Buddha hanya untuk mengatakan mahaggataṃ vā cittaṃ ‘mahaggataṃ cittaṃ’ ti pajānāti. Anda hanya diminta untuk mengetahui bahwa saat ini batin yang lembut anda ketahui sebagai batin yang lembut. Anda tidak mengidentifikasikannya “wow ,saya sudah mengalami batin yang lembut.” Tidak ada ‘saya’ disana. Segala sesuatu hanyalah proses batin yang muncul lenyap ... muncul lenyap.
Demikian pula dengan amahaggataṃ kebalikannya. Pada saat batin tidak disertai atau berada dalam keadaan yang lembut anda tahu bahwa batin tidak dalam keadaan yang lembut.
Jadi instruksinya sangat sederhana tetapi sangat sulit untuk dipraktekkan. Kenapa ? Karena kita sudah terlalu terbiasa dengan kebiasaan kebiasaan lama kita yang sudah bersama kita dalam banyak sekali kehidupan.  01:11:48-2
Kemudian
sa-uttaraṃ vā cittaṃ ‘sa-uttaraṃ cittaṃ’ ti pajānāti, anuttaraṃ vā cittaṃ ‘anuttaraṃ cittaṃ’ti pajānāti.
Sa-uttaraṃ cittaṃ adalah batin yang masih bisa dilampaui artinya batin yang tidak disertai oleh jhana sebagai batin yang tidak disertai oleh jhana.
Anuttaraṃ adalah batin yang tidak terlampaui artinya batin yang sedang disertai oleh jhana baik itu rupajhana maupun arupajhana anda mengenalinya sebagai batin yang sedang disertai jhana. Jangan anda identifikasi sebagai .. dengan identitas apapun … anda berikan identitas apapun. Jangan. Kenalilah apa adanya .
Kemudian selanjutnya adalah
Samāhitaṃ vā cittaṃ ‘samāhitaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, asamāhitaṃ vā cittaṃ ‘asamāhitaṃ cittaṃ’ ti pajānāti.
Pada saat batin mencapai samadhi anda tahu bahwa batin mencapai samadhi.
sebaliknya asamāhitaṃ pada saat batin tidak mencapai samadhi tidak terkonsentrasi tidak mengalami stillness maka anda tahu bahwa batin tidak mencapai samadhi .
Jadi lihat nasehat Buddha sangat sederhana sekali anda hanya diminta untuk mengenali apa adanya.
Dan yang terakhir 01:13:35-0
Vimuttaṃ vā cittaṃ ‘vimuttaṃ cittaṃ’ ti pajānāti, avimuttaṃ vā cittaṃ ‘avimuttaṃ cittaṃ’ ti pajānāti.
Pada saat batin kita terbebaskan dari kilesa anda tahu saat ini batin saya tidak ada kilesa terbebaskan melalui upacara samadhi ataupun appana samadhi atau terbebaskan melalui bukan upacara samadhi .... terbebaskan melalui meditasi anda, vipasana anda, ataupun ... ya ..samatha anda maka anda tahu bahwa batin anda terbebaskan
Dan pada saat ...avimuttaṃ vā cittaṃ ‘avimuttaṃ cittaṃ’ ti pajānāti …. pada saat batin anda tidak terbebaskan anda lihat bahwa batin tidak terbebaskan. Tidak ada kata anda disana. Kenalilah sebagai sesuatu yang fenomena yang tidak ada keakuannya.
Paragraf berikutnya sangat menarik dan sangat penting untuk anda cermati. Buddha melanjutkannya seperti ini 
Iti ajjhattaṃ vā citte cittānupassī viharati,…….
Iti ajjhattaṃ vā citte cittānupassī viharati … Dia diam merenungkan batin di dalam batin secara internal. Itu artinya kita diminta untuk merenungkan untuk melihat bahwa ini batin internal yang ada di dalam diri karena kalimat berikutnya….
Bahiddhā vā citte cittānupassī viharati ….. dia diam merenungkan batin di dalam batin secara external. jadi anda diminta tidak hanya mengamati batin internal saja tetapi juga batin external … batin orang lain. Sehingga anda melihat bahwa saat orang lain sedang marah marah anda tahu.
Sadosaṃ vā cittaṃ ‘sadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti …. bahwa batin yang sedang dengan kemarahan sebagai batin yang sedang dengan kemarahan. Bahwa orang marah tersebut dia marah karena batin yang sedang dengan kemarahan sedang muncul. batin yang sedang dengan kebencian sedang muncul. Bukannya dia marah. Karena begitu anda identifikasi sebagai dia marah maka kembali lagi anda tertipu. Persepsi anda akan memberi informasi dia ini kekal … akan memberi informasi kepada anda bahwa marahnya dia ini kekal , maka saya harus hancurkan…makanya saya harus balas kemarahan dia supaya kemarahannya tidak ada lagi supaya .. ya ... membalas kemarahan dengan kemarahan. Kalau anda sedang membalas dendam, kemarahan dengan kemarahan … ingat ... bahwa pada saat itu anda sedang terjebak pada persepsi kekekalan. Kalau anda sudah tahu kemarahan orang tersebut tidak kekal cepat lambat akan lenyap … maka anda akan damai lagi. Anda tidak akan membalas kemarahan dia dengan kemarahan anda. Balas dendam itu hanya terjadi karena persepsi anda tentang kekekalan sangat kuat sekali.
Tetapi kalau anda mengkontemplasikan bahiddhā vā citte cittānupassī viharati, maka renungkan batin di dalam batin secara external. Anda tahu bahwa batin orang yang marah tersebut pun tidak kekal. Dengan demikian lihat apa yang akan muncul di hati anda. Anda akan lebih bisa menerima kemarahan orang lain. Anda akan lebih bisa memaafkan kemarahan orang lain,ya? Dan juga effeknya adalah kemelekatan anda terhadap orang lainpun akan menjadi semakin melemah,ya? Karena kemelekatan apapun itu bentuknya adalah sumber penderitaan. Anda melekat kepada suami anda, anda melekat kepada istri anda, dan kemudian anda mempunyai konsep bahwa suami atau istri anda adalah sempurna dan anda lekati. Sehingga pada saat dia menunjukkan prilaku yang tidak sempurna anda menderita.. anda menderita. Lihat. Kemelekatan anda telah membuat anda menderita. Dan di dalam meditasi anda yang sudah mencapai keadaan meditatif yang sangat dalam anda tahu bahwa pada saat kemelekatan itu muncul maka ketenangan, kedamaian, kebahagiaan anda hancur. Tubuh anda menjadi tegang lagi .. nafas anda menjadi kasar lagi … anda kehilangan semuanya,ya? Oleh karena itu merenungkan batin secara eksternal menjadi sangat penting sekali untuk anda renungkan. Lihatlah … pada saat batin teman anda sedang marah …ya …  batin yang sedang dipenuhi nafsu dari teman anda lihatlah batin sedang dipenuhi oleh nafsu. Jangan anda identifikasi dia sedang bernafsu dlsb. Supaya apa? Supaya anda tidak terikat lagi kepada apapun di dalam orang tersebut. Supaya apa ? Supaya anda bisa memaafkan dia atas kekurangan dia.lebih menerima kekurangan dia,ya?
Kemudian kalimat berikutnya. 01:19:23-7
Ajjhattabahiddhā vā citte cittānupassī viharati,
Dia berdiam merenungkan batin di dalam batin secara internal dan kemudian secara external. Terus begitu. Anda melihat batin internal kemudian anda juga melihat batin external ... yang diluar anda, batin orang lain … atau batin makhluk lain. Bahkan ketika anda melihat anjing yang sedang kaing-kaing , anda lihat bahwa di dalam batin tersebut di dalam batin anjing tersebut sedang muncul .. sadosaṃ vā cittaṃ ‘sadosaṃ cittaṃ’ ti pajānāti … sadosaṃ cittaṃ’ ti … bahwa batin yang sedang dibelenggu dengan kemarahan, kebencian ... Binatang yang sedang marah dengan kita yang sedang marah karakteristiknya sama .
Nah kalimat berikutnya. 01:20:13-5
Samudayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
Dia berdiam di dalam batin .. samudayadhammānupassī … merenungkan dharma, kemunculan dharma. Jadi pada saat keserakahan anda muncul atau kemarahan atau moha anda atau apapun yang muncul di dalam batin anda … kontemplasikanlah, renungkanlah kemunculannya. Ini yang dimaksudkan oleh Buddha. Oh.. sesuatu sudah muncul. Cinta kasih sedang muncul. Kemarahan sedang muncul. Lobha sedang muncul.
kemudian kalimat berikutnya. 01:21:06-1
Vayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
Dia berdiam di dalam batin merenungkan kelenyapan dharma. Oh, kemarahan sudah lenyap. Oh, cinta kasih sudah lenyap. Oh, kehangatan sudah lenyap.Oh, saya yang begini sudah lenyap. Lihat konsepsi anda tentang keakuan anda lenyap. Apa yang anda lihat lenyap. Apapun yang anda lihat semuanya lenyap. Tadi ada sekarang lenyap. Tadi ada cinta kasih sekarang lenyap. Tadi ada kemarahan sekarang lenyap. Maka ini yang disebut Buddha vayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
kemudian kalimat berikutnya. 01:21:50-5
Samudayavayadhammānupassī vā cittasmiṃ viharati,
Dia berdiam merenungkan ... berdiam di dalam batin merenungkan kemunculan dan kelenyapan segala sesuatunya. Muncul lenyap … muncul lenyap … muncul lenyap. Lihatlah munculnya dan lihatlah juga lenyapnya.       
Dengan demikian anda kan masuk dalam paragraf terakhir ... paragraf pembebasan yang disebutkan oleh Buddha. Kalimatnya adalah seperti ini. 01:22:23-8
‘Atthi cittaṃ’ ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti.
Mindfulness anda established … perhatian penuh anda kokoh. Untuk mengetahui bahwa ‘atthi citta ... oh, ada citta ... ada batin. Perhatian anda sudah sedemikian kokohnya sehingga anda tahu ada batin. Anda tidak mengidentifikasikannya sebagai ini batinku, ini milikku, ini diriku. Tetapi perhatian penuh anda sangat kokoh dan melihat dengan jelas tidak ada aku, tidak ada milikku, tidak ada diriku … Yang ada adalah ‘atthi citta … ada citta ...ada batin. Identifikasi sudah hancur … karena anda sudah melihat dengan jelas segala sesuatu yang muncul lenyap. Sehingga tidak ada aku yang bisa terlihat lagi. Kalau anda anggap aku adalah kemarahan. pada saat kemarahan itu lenyap, anda harus mempersepsikannya bahwa aku anda sudah lenyap. Kalau anda mengidentifikasikan cinta kasih sebagai diri anda, tetapi cinta kasih muncul kemudian lenyap. Ini artinya diri andapun juga muncul kemudian lenyap, ya? Kalau diri anda hanyalah sesuatu yang muncul lenyap maka pantas atau tidak untuk dilekati?
‘atthi cittaṃ’ ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti ….Yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya.
Yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya … to be extent. Cukup. Hanya cukup untuk ñāṇamattāya dan paṭissatimattāya .. cukup untuk pengetahuan anda. Jadi perhatian penuh anda tadi cukup untuk mengetahui bahwa ‘atthi citta ..ada citta dan hal inipun memberikan informasi yang cukup buat kebijaksanaan anda untuk mengetahuinya ..ñāṇamattāya paṭissatimattāyaÑāṇa anda mengetahui ada batin dan perhatian penuh anda juga membantu kebijaksanaan untuk mengetahui. Oh, ya ada batin. Oh, ya ada batin yang penuh dengan kemarahan . Oh, ya ada batin yang dengan nafsu. Oh, ya ada batin yang mencapai Samadhi , rupajhana arupajhana. Oh, ya ada batin yang terbebaskan dari kilesa. Oh, ya ada batin yang tidak terbebaskan dari kilesa. Jadi ...Yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya …jadi perhatian anda mindfulness anda tadi cukup untuk mengetahui, Cukup untuk pengetahuan memunculkan nana … kebijaksanaan yang mengetahui. Dan juga mindfulness yang juga bisa membantu anda untuk mengetahui bahwa ‘atthi citta ..ada citta, ada batin. Dan anda tahu bahwa batin tersebut bukan milikku, batin tersebut bukan diriku, batin tersebut bukan aku … karena segala sesuatu hanya muncul sebentar kemudian hilang lagi. ..Yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya.
Ini kalimat ini sangat bagus .. anisstito ca viharati …. Dia tinggal berdiam dengan tidak lagi bergantung kepada dunia ini. Artinya terbebaskan dari dunia, terbebaskan dari dualisme dunia. Anisito .. dia pribadi yang sudah anisita ... tidak terikat lagi kepada dunia ... Karena dia tahu segala sesuatunya muncul lenyap makanya dia bebas. Dia tidak diombang-ambingkan oleh dunia lagi. Dia tidak diombang-ambingkan oleh kemarahan, keserakahan, dsb. Dia tidak diombang-ambingkan oleh cinta kasih, kewelas-asihan, kebijaksanaan,dll. Dia tetap tenang, damai, bahagia pada apapun yang muncul seperti anda yang sudah mencapai samadhi. Anda tetap tenang, damai apapun yang terjadi yang anda temui di dalam meditasi anda.
Anisito ca viharati… na ca kiñci loke upādiyatiNa ca kiñci .. apapun tidak ... apapun di dunia ini na ca kiñci loke .. apapun di dunia ini … upādiyati … tidak pantas untuk dilekati. Tidak pantas untuk anda genggam, anda genggam, anda grasp sebagai milik anda, sebagai diri anda. Tidak pantas. Percuma anda menggenggamnya … upadana.. menggenggam. Karena segala sesuatu akan lenyap sendiri. Sekuat apapun anda mengenggam, dia akan lenyap sendiri. Kalau semakin kuat anda menggenggam semakin menderita anda. Semakin stress anda. Maka itu ..na ca kiñci loke upādiyati .. anda tahu tidak ada yang pantas untuk anda genggam.
Evaṃ pi kho, bhikkhave, bhikkhu citte cittānupassī viharati.
Thus, evam. pi, juga. thus to, demikian juga, para bhikkhu. Evaṃ pi kho, bhikkhave,bhikkhu …seorang bhikkhu … citte cittānupassī viharati …. seorang bhikkhu merenungkan batin di dalam batin.
Lihat … ini ajaran yang diberikan oleh Buddha. Setiap kali saya mendengarkan kalimat kalimat yang ada di tipitaka yang dibaca oleh sayadaw sayadaw .. Saya dulu sering merenungkan bahwa seolah olah yang mengucapkan kalimat kalimat tersebut adalah Buddha sendiri. Pada saat mendengar sayadaw sayadaw membaca saya sering mengkontemplasikan. Saya bayangkan bahwa yang di depan saya adalah Buddha yang sedang mengajarkan. Kalimat nya masih hidup sampai sekarang. Apa yang saya sampaikan adalah kalimat kalimat yang disampaikan oleh Buddha. Nah, anda harus mendapatkan kesan seperti itu. Buddha masih hidup. Itulah mengatakan di sutta yang lain bahwa yan dhamma passati man passati … siapa yang melihat dharma, dia akan melihat saya, melihat Buddha. Buddha masih hidup … dalam artian bahwa dhammanya masih bisa kita temui. Kalimat kalimat Buddha masih eksis sampai hari ini. 01:29:23-6
Jadi ini yang bisa saya sampaikan untuk modal anda untuk bermeditasi di sisa hari yang masih ada. Ya … 3 hari.
Teruslah berjuang keras karena magga nana ... kebijaksanaan jalan yang membuat anda tercerahkan muncul hanya dalam waktu sedetik saja. Kalau yang sedetik itu muncul … magga nana maka anda tercerahkan. 3 hari masih tersisa. 3 hari dikali 24 jam … 72 jam. 72 jam kali 60 menit … 540 menit. 540 x60. Kemungkinan itu masih terbuka lebar buat anda untuk menjadi seorang Sotapanna. Karena magga nana kesadaran jalan dan phala nana kebijaksanaan buah hanya muncul dalam .. bahkan lebih singkat dari satu detik. Jadi kesempatan anda masih luas. Jangan menyerah. Apapun masih bisa terjadi. Lihatlah contoh di sekeliling anda. Yang tadinya pingsan saja sekarang begitu. (tawa) Jadikanlah itu contoh yang baik kalau andapun bisa. Kalau yang pingsan saja bisa anda juga bisa. Baik … Terima kasih dan selamat berlatih.  01:30:31-7
Footnote =
1) (ummattako viya hi puthujjano1 Buddhaghosa’s Visuddhimagga)
2) yam kinci samudaya dhammam … sabbam tam nirodha dhammam (Samyutta Nikaya 56.11)

PLUS :  AHOK
Pro Bang Ahok:
Maafkan karena saya sebagaimana lainnya seakan membisu selama ini. Faktisitas keberadaan eksistensial (sebagai muslim?) dan kompleksitas dilemma permasalahan (menista agama?) menyebabkan saya tidak tahu harus berkata apa hingga saat ini.
Saya tidak akan menyalahi kebenaran sejati namun sekaligus tidak juga mengkhianati keberadaan diri. Bicara memang harus benar tetapi tidak semua yang benar harus dibicarakan. Kejujuran perlu kearifan bukan kenaifan sehingga dampak kebaikan bukan keliaran yang terjadi, So, tampaknya kebenaran tidak selalu harus tersingkap di kedalaman dan terungkapkan ke permukaan demi kebijakan yang lebih tinggi, kebajikan yang lebih luhur dan keberimbangan yang lebih mantap.
Singkat saja tampaknya anda tidak bersalah pada saat lampau (‘menistakan’ Agama Islam?) sehingga anda sebaiknya juga tidak bersalah pada saat ini (menistakan Agama Kristen !) dan tidak perlu bersalah pada saat nanti (menistakan Dharma Sejati ?!).
1.      Anda tidak bersalah pada saat lampau
saya tidak memandang sama sekali adanya kesalahan pernyataan ayat tersebut sebagai penistaan apalagi sebagai kenistaan agama. Sehingga walaupun hal tersebut memang tidak sepenuhnya bisa dibenarkan namun tidak juga bisa disalahkan adanya. Anda tidak bersalah karena ……..       
-     Senantiasa berusaha benar dalam kata dan perbuatan (autentik < holistik?) dalam menjaga amanah jabatan duniawi dan peranan insani selama ini. 
-     Sudah meminta maaf karena tindakan kurang ethis (agama adalah “wilayah” yang sangat sensitif untuk tereksploitasikan ? )
-     Rela menanggung dilema kebersamaan akan kekesalan/ (kepentingan?) sebagian (besar?) umat Islam untuk dipenjarakan dengan tanpa keinginan “pengampunan” untuk peringanan /pembebasan hukuman.
Walau sebagai aktualiser sejati anda pastinya tidak memerlukan empati pengakuan ataupun simpati penguatan namun biarkan saya tetap mengapresiasi kesadaran, ketabahan dan ketulusan anda dengan menjaga diri demi ketentraman bersama walau saya yakin anda bisa berbuat sebaliknya karena anda pastilah bukannya tidak faham risalah (agama Islam dari keluarga angkat ?) apalagi tiada hidayah (kerendahan hati Kasih Kristiani ?). 
2.      Anda jangan bersalah pada saat ini
Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.’(Yoh 4 : 23 – 24).
Dimensi kesadaran Kabbala : nefesh nafs primordial – ruach roh universal – neshama etc?
Pada hakekatnya kita sesungguhnya bukanlah sekedar figur manusia yang menjalani spiritualitas tetapi sesungguhnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani tugas sebagai manusia. Kerinduan akan kebenaran adalah daya sentripetal bagi roh individual untuk sadar kembali akan esensi sejatinya agar senantiasa mengarah dan menuju pada Sumber Segalanya yang Universal dan sekaligus menjadikannya sebagai daya sentrifugal bagi media keberkahan bagi sekitarnya.
Saya bukan seorang Kristiani jadi sesungguhnya tidak layak bagi saya memasuki area wilayah ini. Namun sebagai sesama manusia semoga saya tidak terlalu salah jika saya menyarankan anda untuk membaca Alkitab dan mengambil pelajaran darinya.      
-   Kisah keteladanan Yusuf yang demi Kasih Ilahinya secara perwira menjalani keutamaan dengan merelakan diri dipenjara di Mesir demi kehormatan ibu angkatnya (agape > filia > eros = metta > sneha > kama). Di dunia ini anda mungkin memang tampak di penjara tetapi lihatlah setiap dari kita sesungguhnya juga masih terpenjara dalam keterpedayaan dan ketidak berdayaan dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang tidak selalu lebih mulia (bahkan mungkin saja justru lebih hina) daripada anda dalam kesejatiannya.
-   Kisah keteladanan Ayub yang tetap tabah bertahan dalam kebenaran berpandangan, berprilaku dan berpribadi secara Robbani dalam mengalami dan mengatasi lokadhamma kehidupan (kemalangan duniawi atas penyakit, kemiskinan dan penghinaan). Nilai diri seorang Bhakta (Penyembah benar keIlahian) tidaklah ditentukan dari cara dunia memperlakukannya namun dari cara dia memperlakukan dunia.. Kesadaran transrasional ini perlu baginya agar tak terkelabui kelaziman irasionalisasi kebodohan/pembodohan “jika sesorang diperlakukan buruk maka orang tersebut pasti orang buruk” sehingga mencemaskannya dan “jika sesorang diperlakukan baik maka orang tersebut pasti orang baik” sehingga terlalu mendambakannya. Kemalangan perlakuan buruk sebagaimana keberuntungan perlakuan baik bisa terjadi (secara kosmik – kammasakka, Ilahiah – Garis Ilahi, insaniah - rekayasa manusia, kebetulan saja ?) pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Kemalangan mungkin tidak bisa dihindari dan dan keberuntungan tidak selalu bisa terjadi … Cara kita mensikapilah yang paling utama daripada apa yang kemudian kita peroleh karena tidak selalu yang baik akan (segera) dibalas dengan yang baik demikian juga sebaliknya. Hidup dalam Tuhan adalah hidup dalam berkah kebenaran yang sejati … walau cenderung mengikuti namun tidak selalu identik dengan sukses kemegahan duniawi yang bisa saja semu adanya.
-   Kisah keteladanan Yesus menghadapi dan melampaui tiga percobaan iblis dalam pencerahanNya di gurun atas desakan nafsu keinginan, fantasi ego keakuan dan ilusi kemegahan duniawi. Kita hanyalah ketiadaan murni tanpa inti yang teradakan/diadakan untuk ‘sekedar mengada’ sebagaimana harusnya (sesuai dengan kebenaran sejati untuk senantiasa kembali menghadap/menuju pada kasunyatan yang murni … lampaui ilusi samsara duniawi untuk senantiasa terjaga dan berjaga walau mungkin seisi dunia masih tertidur dan bermimpi) tanpa perlu ‘mengada-ada’ secara semu (kesombongan adalah ilusi utama yang mengakibatkan cela dunia, dosa akhirat dan noda samsara …atasi fantasi semu ego keakuan) apalagi ‘mengada-adakan’ secara liar (mengumbar nafsu keinginan dengan menghalalkan segala cara .).  
Semoga kisah Alkitab itu bisa menginspirasikan anda akan Realitas keabadian sejati tidak sekedar fenomena kehidupan yang terkadang semu adanya sebagaimana fatamorgana oase di padang pasir atau biasan ragam warna pelangi dari cahaya mentari. Untuk Khutbah di Bukit perlu difahami secara tepat karena paradoks intelektual yang jika tidak dihayati dengan kesadaran intuitif akan membuat batin malah menjadi terdistorsi … batin yang Sederhana dalam kesadaran dan ketulusan akan lebih bisa mencerna daripada akal yang hanya merasa ‘sempurna?’ (Lao Tse = jika kamu hanya pintar, kamu masih bodoh ?).
3.   Anda tidak perlu bersalah pada saat nanti
Thus, always be a True Divine Warior … Jadi, tetaplah senantiasa menjadi Ksatria Ilahiah yang sejati yang selalu melaksanakan kesadaran aktualisasi tanpa defisiensi kepamrihan akan empati pengakuan, pengharapan apresiasi dan penghindaran antipati baik eksternal maupun internal dunia ini (lokadhamma?) bukan hanya secara cakap namun juga dengan wajar maka segala kelayakan pastilah akan tergenapi walau kamasakka tidak harus instan saat ini (tetapi bisa saja nanti) dan tidak harus di sini (namun bisa saja di sana). Tampaknya ada keutamaan yang perlu ditempuh secara perwira (dengan tanpa perlu pengakuan eksternal/internal) bahkan melampaui kebenaran (garansi surgawi/ ahosi karma?) dan kenyataan (empirisme duniawi yang mungkin saja hanyalah cobaan/godaan semu adanya) dalam pertumbuhan kualitas spiritual diri selanjutnya sehingga gerbang perkembangan selanjutnya akan layak untuk dibukakan.
-   Amor Dei, Amor Fati (Jika cinta Tuhan cintailah juga GarisNya.) Dhammo have rakkhati dhammacarim (Dharma kebenaran akan melindungi para penempuhNya … walau pada saatnya akan juga menjatuhkan yang mengabaikan/menentang/menghalanginya namun demi perkembangan spiritualitas diri selanjutnya janganlah mengharapkannya). Semoga keberkahan senantiasa teraktualisasi secara murni dan by-product pencapaian kesuksesan yang sejati bisa terealisasi mengikuti. Dimanapun anda nanti berada dan dalam situasi/ kondisi apapun saat itu.
-   TETAP KASIHILAH TUHAN, KASIHI SESAMA BAHKAN KASIHI SEGALANYA. Tuhan memang tidak tidur (Gusti mboten sare?) namun tetaplah tidak pantas bagi seorang yang sudah berada di Jalan Kasih memohon/ mencobai/ memperalat Tuhan dengan bermuhabala mengharapkan makhlukNya yang lain celaka demi kepentingan egonya sendiri (kebanggaan/kepentingan). Tetaplah merendah dalam ketinggian dan tidak meninggi dalam kerendahan.(Mat: 23 – 12: Barang siapa meninggikan diri maka dia akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri dia akan ditinggikan.) Semoga ini tidak hanya menguatkan namun juga mendewasakan dan menginspirasikan kecerahan selanjutnya.
-    Last but not least, Que sera sera pantha rei …. Terakhir, biarkanlah segalanya mengalir sebagaimana adanya. Senantiasa ada hikmah kebenaran yang tersirat dibalik hibrah kenyataan yang tersurat. Jadilah kupu-kupu yang karena kedewasaannya mampu secara arif menyerap kebijakan dari segala permasalahan dan menjadikan welas asih kebajikan sebagai kepantasan tindakan baginya demi keberkahanNya … tidak sekedar sebagai ulat yang karena kenaifannya memandang keakuan sebagai segalanya dan secara liar melahap segalanya sebagai kesewenangan yang pantas bagi kesuksesannya saja (OMG... saya mulai tidak adil mencela kenistaan suatu makhluk demi membela pemuliaan makhluk lainnya karena sesungguhnya ulat dan kupu-kupu adalah makhluk yang sama walau dalam level keberadaan metamorfosis yang berbeda … Tidak pantas bendera ego di hati mengibarkan kesombongan atas perbedaan keberagaman sehingga upaya mementingkan kebenaran bisa jadi akan berubah arah menjadi pembenaran kepentingan saja nantinya…. Bahkan keburukan/kebusukan ini justru akan menghalangi pertumbuhan dan perkembangan penempuhan berikutnya.  Oleh karena itu saya harus segera mengakhiri teks ini. ).
Shalom Aleichem.   

LIMBAH HIKMAH 
ARSIP BLOG

ARSIP BLOG 


PLUS : Posting Artikel 10102021 (maaf .... harus kami buka lagi ..... ini sama sekali tanpa maksud apapun juga ... agar kami harus jujur terbuka akan realitas tersirat permainan keabadian  dalam fenomena kehidupan manusiawi kita ( Just for Gnosis ... Hanya untuk mementingkan kebenaran bukan pembenaran kepentingan .... apalagi tendensi politis tertentu saja)
10102021
10102021
Demo Omnibus Law
Link Video News
Link Data 
Draft / Final RUU Cipta Kerja versi 1 - versi 2 - versi 3 (panja?)
Draft / Final RUU Cipta Kerja versi hoax  ?
Sial, kita memang susah dewasa ... warga bangsa sumbu pendek (cupet nalar sehingga walau beragama dan berbudaya sering kurang beretika tanpa logika akal sehat apalagi empati nurani ... asal njeplak & teriak menebar pesona palsu untuk pengakuan dan membentuk opini semu demi kepentingan ... bukan hanya mudah kacau tersulut hasad namun malah menyebar hasut.)  
Belum jelas/resmi sudah ribut ...perlu 'njogo rogo' (zahiriah vs virus corona) juga 'njogo roso' (batiniah vs stress corona) walau memang dimaklumi manuver tersirat 'politik kendil' conflict of interest bisnis para elite di negeri ini (disinformasi publik ?). 
Kebodohan irasionalitas atau rasionalisasi pembodohan ? Demo buruh atau buruh demo ? Demokrasi legitimatif atau Demo Crazy anarkisme (untuk kemudian pembenaran autorisasi & eksploitasi tersirat rezim otoriter / mafia oligarkis paska teror mental/aktual ? )  
Jadi ingat clip komik jadul posting blog kami dan artikel blog sebelumnya tentang akhir zaman.
to the point, ini ajalah... 
Kutipan posting akhir zaman Dhamma Sekha   http://kalamadharma.blogspot.com/ 
(Maybe?) you may say I am a dreamer, but I am not the only one.... (Mungkin)  anda boleh mengatakan saya adalah pemimpi namun saya bukanlah satu-satunya orang tersebut ... ingat penggalan lyrik lagu Imagine John Lennon Beatles tahun 70-an ini (masih SD, bro?) ?. Kalau saya tidak lupa mengingat referensi lama mungkin Sri Aurobindo seorang mistisi/pemerhati spiritualitas modern India (?) pernah mengungkapkan pernyataan yang berbeda dari kebanyakan pandangan umum yang biasanya kelam/ negatif tentang keberadaan akhir zaman nanti. Ada fitnah besar dan perang hebat antara dualitas yang benar dan salah (yang benar pastinya menjadi pemenang atau yang menang akhirnya dianggap benar ... history atau his story ? ... entahlah ... peristiwa memang terjadi namun sejarah /bisa?/ dicipta) ada juga ini ... fase kappa turun dikarenakan sudah merosotnya etika manusia maka pada masa itu kezaliman menjadi kelaziman bahkan atas nama kebenaran, kebijakan dan kebajikan sekalipun kepalsuan, kebejatan dan kekejaman halal, legal bahkan normal dilakukan hingga jatah usia manusia menjadi susut hingga 10 (sepuluh) tahun ? Walau tidak menafikan mungkin akan terjadi demikian sebagaimana harusnya diterima dan diyakini (demi tetap perlu eksis dan lestarinya siklus permainan samsarik ?), namun demi sinkronisasi pengharapan yang positif  ... alih-alih meng-'amin'-i nubuat negatif tersebut, Sri Aurobindo (tolong direcheck namanya ... kalau tidak salah saya baca buku Anand Khrisna antara tahun 1990-an sebelum rehat 'nge-lumrah' menikah th 2000 menjalani kehidupan awam orang kebanyakan) malah menyatakan (positif/ optimis) bahwa ada kemungkinan juga pada saat itu justru terjadi sebaliknya ... Terjadi Pencerahan Total (?). Dalam kebersamaan pemberdayaan kedamaian semesta tersebut tidak ada gunanya fitnah apalagi harus ada perang besar yang bukan hanya secara parah menghancurkan peradaban namun juga melenyapkan keberadaban manusia itu sendiri .... sehingga cukuplah jatah 10 tahun akselerasi taktis masa pencerahan sudah bisa dicapai (?). Manusia saat itu sudah begitu sadar, cakap dan layak untuk saling memberdaya diri sebagai/selayak Ariya puggala baik di level swadika, talenta maupun visekha (istilah pali mungkin Kammavipaka/ kammassakata ?). Tanpa pandangan/niatan/tindakan yang salah dan buruk hindari dari apaya, dengan kebaikan sikap/sifat/amal yang wajar dan murni layakkan surga, dengan perkembangan ke-tihetuka-an mantapkan samadhi layakkan jhana Rupa Brahma 4 sampai moksha anenja ? , dalam kekokohan samadhi tingkatkan panna bagi pencerahan hingga kebebasan ?

But, by the way ... Istilah 'omni-bus' menarik dan menginspirasi juga ... pas galau/ribet & macet bikin privat manual (Dhamma - English - etc) ... demi masukan revised perlu 'uji materi' offset publik ?
Terlepas dari pro Jokowi Pilpres 2014, keprihatinan atas terpenjaranya Ahok paska pilkada DKI dan golput pilpres 2019 (hanya 2 dari 5 kartu suara yang sejujurnya saya gunakan : DPRD kab & DPD... sungkan domisili & profesi, bro .... ) posting ini bukanlah masalah politik. Ini hanyalah posting artikel Gnosis Wisdom lanjutan (?) bagi ... maaf  ... spesial bagi para Truth & True Seeker di manapun berada (apapun label/ level dimensinya).... yang walau memang seharusnya  bijak terjaga untuk tidak mudah percaya/ terbawa dari pandangan lainnya ini namun tetap terbuka menerima cara pandang lain yang mungkin berbeda (tanpa harus menyetujui tanpa kebijaksanaan pertimbangan akan rasionalitas kemungkinan untuk realisasi pembuktiannya).
Terma Omnibus Law sebagai terobosan inovatif akan tatanan sistem juridis perundangan yang terpadu , terlepas dari masalah pro dan kontra saat ini, cukup inspiratif bagi kami untuk memadukan desain paradigma pandangan gnosis wisdom spiritualitas kehidupan yang ada secara holistic dan harmonis dari mozaik sistem yang ada. Tampaknya juga diperlukan postulasi berpandangan yang bukan hanya benar namun juga luas menyeluruh dan berimbang (etika kosmik peniscayaan keberdayaan pacceka / realisasi saddha (neyya savaka ?) tanpa arogansi /eksploitasi dogma) sebagai stabilitas orientasi yang tepat dan jelas untuk kelancaran aktualisasi penempuhan yang harmonis dan holistik (transcendental, universal, eksistensial) yang tidak sekedar menunjang pemantapan kesediaan subsistensi eksistensial kehidupan disini saat ini (kedewasaan persona, kehandalan regista, kemantapan persada) namun terutama pelancaran kesiagan progress realisasi transenden berikutnya (zenka swadika, genia talenta, hisab visekha).... Ribet istilahnya, ya .... hehehe. 
Well, segala yang kita lakukan sesungguhnya tidak sekedar memiliki effek kosmik namun juga dampak karmik episode samsarik berikutnya (bukan hanya diri namun juga keseluruhan plus lainnya). Daripada terpedayakan pendagelan yang bukan hanya sesat tetapi menyesatkan dengan kerusakan diri dan pengrusakan lainnya demi pemuasan kebencian/ pengumbaran kedengkian untuk peraihan kekuasaan dengan penghancuran kebersamaan (mencela sesungguhnya tercela bahkan pasti akan mencelakai diri sendiri selain lainnya dan sama sekali tidak menjadikan diri mulia bahkan malah menjadi nista karena kesombongan perendahan lainnya dengan meninggikan diri sendiri ... bukan hanya sekedar mengharapkan namun sudah mengusahakan celaka ? seperti bumerang yang kembali ke sumbernya walau sesungguhnya target ditujukan  kepada orang lain namun akan berbalik kepada dirinya sendiri) ... ada baiknya walau risky & riskan sharing pemberdayaan berperan yang benar, bajik dan bijak demi kecerahan dan pencerahan bagi yang memang memiliki relatif 'lebih sedikit debu di mata' batin kesadarannya demi transformasi kemanusiaan, keIlahiahan, keBuddhaan dst (?!) sebagaimana yang seharusnya dilakukan ... sebagaimana kerinduan kembali dalam kesejatian dengan mementingkan kebenaran secara sadar dengan wajar dan tetap cakap, dan bukan semakin naif, liar dan semu dalam kejatuhan pembenaran kepentingan diri semata secara buruk, kasar dan licik.  
SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 10102020 doc pdf   
Pure-Dhamma-10October2020 link
New link video Meditasi Buddhist

24102020
Well, segera akan kita mulai kelanjutannya nanti ..... (masih ribet eksternal /macet internal , bro/sis ). Sementara draft ...(belum jadi/ pasti )
Okay ... jika tidak segera memulai biasanya akan senantiasa menunda lagi. PC sudah relatif bisa diajak kerja lagi berbagi karya (lembur Ghost lagi 3 devices /PC keluarga, NB pribadi, Laptop anak/ paska kena virus application dan caruk data besar di partisi sistem C terpaksa cari HDD eksternal baru karena yang lama sudah penuh dan rusak ... well, salah sendiri jumawa kePe-De-an tidak waspada tanpa pasang software anti virus sama sekali. Harga yang harus dibayar karena kecerobohan atau kemalangan lokadhamma yang harus diterima ?... ah, sudahlah). Plus ruwatan baru yang cerdas untuk kinerja taktis yang lebih cepat dengan sumber daya yang terbatas.  
ada yang harus dikerjakan saat ini namun sementara upload data archives blog ini dulu, 
BLOG 10102020 sampai 29-10-2020
Coba upload videonya juga ... (belum selesai ... sudah adzan isya , shalat & yasinan lingkungan dulu).
Akhirnya ... 
Tuntaskan mailing ke Archive Org &  komentar ke ELA dulu
wah sudah dini hari jaga kondisi dulu 
Lanjut ? Tampaknya masih ada yang kurang .... referensi pelengkap Abhidhammattha Sangaha Anuruda & metoda realisasi Visuddhi Magga Buddhagosa (dulu sudah walau belum lengkap ... juga Link Vlog & Blog ?)
LINK DOWNLOAD DULU

 

BUDDHISM (TIPITAKA)

 

 

 

 

TIPITAKA PALI OKE.rar

385,053,399

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/tipitaka-pali-oke/TIPITAKA%20PALI%20OKE.rar

 

TIPITAKA ENG oke.rar

636,965,209

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/tipitaka-eng-oke/TIPITAKA%20ENG%20oke.rar

 

TIPITAKA  INA OKE.rar

240,655,085

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/tipitaka-ina-oke/TIPITAKA%20%20INA%20OKE.rar

 

BUDDHISM (SPECIAL)

 

 

 

 

DHAMMAPADA OKE.rar

88,418,392

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/dhammapadaoke/DHAMMAPADA%20OKE.rar

 

3 ABHIDHAMMA.rar

389,592,715

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/3abhidhamma/3%20ABHIDHAMMA.rar

 

VISUDDHI MAGGA.rar

180,957,850

Documents : Buddhism

https://archive.org/download/visuddhimagga_202004/VISUDDHI%20MAGGA.rar

Link Referensi, Download & Browsing Blog + Vlog for Data & Video lanjut ? Via Archive.Org lagi ... masih sungkan (belum bisa donasi? ribet proses ) ... Tampaknya, posting ini akan menjadi sangat panjang, berat & lama bagi kami disamping mutlak diperlukan ekstra terjaga bukan hanya kebodohan internal & pembodohan eksternal diri sendiri namun  untuk mampu menjaga lainnya juga agar tetap saling berjaga agar tidak sensitif , reaktif bahkan negatif / agresif ? .... bukan hanya 'bener' tetapi harus 'pener'. (kebajikan tanpa kebijakan sebagaimana sebaliknya bisa jadi bumerang bagi diri & semua ).  
 Akhirnya setelah semingguan (14/11-2020) kami temui juga prakata awal untuk masuk ...
Tantangan terbuka Dalai Lama ? dan ini
 
Kritik internal mendiang Bhante Punnaji ? 
juga dari Bhante Pannavaro ?
 
Buddhisme kembali menjadi pilihan untuk sasaran tembak ... bukan karena di Indonesia populasinya minoritas dan ajarannya toleran sehingga kami dengan bodoh (picik/licik) merasa ada hak (walau tidak haq?) untuk melakukannya namun karena kelayakan jangkauan kualitas Dhamma-nya yang juga secara jujur diakui banyak tokoh dunia. Semoga kami tidak terlalu bodoh sebagai Non-Buddhist untuk mengkritisinya secara eksternal (mencela yang mungkin pantas dicela saja adalah suatu kesalahan ... apalagi untuk yang sesungguhnya memang tidak pantas dicela). Menjaga dampak karmik tidak sekedar effek kosmik .... ingin show cari sensasi / fantasi demi autorisasi identifikatif semu kebanggaan pengakuan (irrasionalisasi peninggian ego diri dengan merendahkan lainnya) bahkan eksploitasi manipulatif liar pembenaran kepentingan (rasionalisasi perendahan ide lainnya untuk meninggikan pandangan sendiri) ?  NO WAY ! walau kami bukan Buddhist namun sebagai seeker kami cukup faham bagaimana permainan impersonal yang tidak sekedar eksistensial, namun juga universal dan transendental kehidupan ini sesungguhnya terjadi sebagaimana kesadaran Saddha para Neyya untuk tidak ceroboh melakukan kebodohan internal apalagi pembodohan eksternal baik tersurat ke permukaan atau tersirat di kedalaman ... disadari atau tidak bukan hanya rhetorika idea namun juga niatan cara plus konsekuensi dampak lanjutnya .
Well, susah juga logika akal mencari-cari celah  mencela  jika etika hati justru membela (issa asura vs metta ariya ?) ... jika tidak tanggap /salah tangkap malah bisa menyesatkan tidak mencerahkan.Saling terjebak dan menyekap dalam keterpedayaan jatuh ke lokantarika bukan saling memberdaya menuju lokuttara (walau lokantarika eksistensial & brahmanda universal + lokuttara transendental? pada hakekatnya desain dinamis permainan keabadian dagelan nama rupa pada mandala yang sama ). 
Sebagai seorang manusia rasional positivist umumnya kita intelectually menggunakan filsafat untuk mengamati fenomena objektif di luar & psikologi untuk mengamati fenomena subjektif di dalam. Semula kami mengira hanya diperlukan 'parama dhamma' 4 (kearifan, keuletan, keahlian & kebaikan) untuk menghadapi kehidupan ini secara pragmatis namun akhirnya bersamaan dengan waktu & trial error kami menyadari kebijaksanaan perifer tepian permukaan itu ternyata tidak cukup ada kebijaksanaan mendalam lagi yang menjadi dasar untuk itu ... kesucian. Bukan karena pemurnian itu dimaksudkan sebagai faktor pengkondisi saja bagi keberkahan dan kesuksesan sejati namun tampaknya justru itu sentra dari keberadaan, kesunyataan dan kesedemikianan yang terniscayakan terjadi dan karenanya perlu peniscayaan untuk merealisasi.... terlepas apapun anggapan/pandangan diri kita semula (keharusan duniawi, kejatuhan surgawi, keterlupaan panentheistik, keterlelapan samsarik , dsb)  
Realisasi spiritualitas tampaknya memang perlu keautentikan (minimal dalam wawasan walau belum dalam tataran). Pengkhianatan terbesar truth seeker adalah pendustaan (> pendiaman?) pada hikmah pengetahuan realitas kebenaran sebagaimana true seeker (bahkan malah) memperdayakan (> keterpedayaan?) atas penempuhan realisasi transendental kemurnian. Kemunafikan dalam realisasi kesejatian walau demi harmonisasi keberadaan (apalagi jika sekedar memanipulasi atau bahkan memprovokasi, mengintimidasi bahkan mengeksekusi mempersekusi ?) sepertinya bukan hanya menghalangi dan menghambat namun juga menyimpangkan arah bahkan menjebak dan menyekap bukan hanya ke permukaan namun juga di kedalaman. Coba kami revisi cara pendekatan & idea penyampaiannya .... directly & simply.  (susah juga sebagai puthujjana padaparama yang sudah semakin melapuk renta di usia senja /intelgensia menurun, akomodasi mata melemah & kondisi fisik drop karena life style pecandu yang tidak sehat (asam lambung?) ... well, tinggal menyambut 3 utusan abadi kehidupan datang menjemput (tua, sakit & maut) bagi sumbu, minyak /+ hembusan angin ?/  lentera figur eksistensial peranan kehidupan saat ini berakhir dan berlanjut dengan konsekuensi kammasakata /+ intervensi manipulatif dimensi kamavacara ?/ untuk episode dagelan nama rupa baru .... sementara 'kompor emosi' belum stabil dan 'wadah batin' masih belum resik untuk menjangkau paradigma yang walau secara intuisi sederhana namun susah untuk diungkapkan sebagai pengetahuan apalagi dilaksanakan dalam penempuhan dan terniscayakan dalam penembusan ). Begitu banyak beban  kebodohan, kesalahan bahkan keburukan yang harus secara perwira perlu ditanggung secara mandiri (bersama?) demi/bagi keadilan, keasihan dan kearifan mandala ke-Esa-an ini ... tidak peduli apapun anggapan, pandangan dan harapan keinginan kita. Yang seharusnya terjadi memang seharusnya terjadi. Que sera sera, Pantha Rei.   
Celaan & Belaan Eksternal Tiratana ke Buddhisme 
(vs mitos 'agama' Budhi (Siwa Buddha) Sabdo Palon ?) 
1. Buddha : 
Buddha dipuja karena beliau ingin dipertuhankan dan mengharuskan umatnya untuk mempertuhankan sesuai nafsu keinginan pribadiNya ?
2. Dhamma :  
Buddha mampu terjaga melampaui samsara immanen eksistensial sehingga merasa  berhak memanipulasi Dhamma Transenden Universal ?
3. Sangha : 
Buddha ingin menyebarkan dogma / menegakkan agama (diniah / daulah ?) demi kebanggaan/ kepentingan golongannya saja tidak membabar/memandu etika kosmik Dhamma demi realisasi keterjagaan, sinergi keberdayaan dan harmoni kebahagiaan segalanya ?
Saya berharap jawaban "tidak" diberikan .... Jika "ya" bersiaplah untuk jatuh kembali ? (atau perlu dijatuhkan dulu untuk segera faham/sadar ?) 
hipotesis siklus kejatuhan = /Sad/Dhamma > Mistik > Agama> pseudo dhamma> addhamma?.. 
plus referensi dan manuver strategi taktis penyesatan/ ketersesatan yang bukan hanya membodohi diri sendiri namun juga lainnya dengan logical fallacy hingga ethical fallacy (pembodohan tidak hanya berdampak penalaran dalam kehidupan ini namun hingga kesadaran lanjut ).  
hipotesis siklus kejatuhan = /Sad/Dhamma > Mistik > Agama> pseudo dhamma> addhamma?.. 
plus referensi dan manuver strategi taktis penyesatan/ ketersesatan yang bukan hanya membodohi diri sendiri namun juga lainnya dengan logical fallacy hingga ethical fallacy (pembodohan tidak hanya berdampak penalaran dalam kehidupan ini namun hingga kesadaran lanjut ).  
 QS 5 : 51 : rahmatan lil alamin (ila muslimin ?)  ila = /hanya?/ kepada (standar ganda pembenaran kepentingan pseudo dhamma)
// QS 8 : 12 : rahmatan lil alamin (illa muslimin ?)…. ?!! illa = kecuali (menghalalkan pelaziman kezaliman addhamma)
Kebenaran harus ditegakkan dengan cara kebenaran juga x kepalsuan
Kebajikan harus ditegakkan dengan cara kebajikan juga x kebejatan
Kebijakan harus ditegakkan dengan cara kebijakan juga x kekejaman  
Niat bisa dirasionalisasi dalilnya/ diirasionalisasi dalihnya . tindakan aktual itulah amal yang nyata  
(perlu : link empati kosmik Swara Non Muslim? jika kita adalah mereka dan mereka adalah kita )
gaya FPI atau FFI ?  
(supaya jelas : Front Pembela Islam diumbar vs Faith Freedom Indonesia  dicekal ? ... beda faham ? ) 
atau ala HRS vs NM ?
(ini juga : 'Habib?' Rizieq Shihab vs 'Lonte?' Nikita Mirzani ... beda kasta ? )

Semoga tidak perlu terprovokasi dalam kejatuhan untuk reaktif kesal kepada yang mengesalkan sehingga timbul arus noda kebencian yang bukan hanya / tidak selalu eksternal dunia namun internal asava (karuna keprihatinan bagi dampak kosmik kammavipaka bukan hanya dari yang bersangkutan namun plus lainnya termasuk yang mengikuti demi kesombongan pengakuannya dan memuliakan untuk memanfaatkan kebodohannya?  x byapada antipati atas prilaku buruk untuk membenci  ) dan juga tidak terlalu melekat sehingga merasa benar jika anggapan 'pandangan kebenaran (Dhamma untuk ditempuh secara nyata  tidak kontraproduktif untuk dibanggakan sebagai berhala simbol identifikasi diri  dan media untuk mengeksploitasi dan melazimkan kezaliman atas lainnya.... nekhama  x upadana).Berhati-hatilah senjata beracun kebencian (virus batin dengan dampak karmik yang lebih mematikan ketimbang virus corona )... karena jika timbul kebencian untuk sesuatu yang walau layak dibenci, kita sesungguhnya telah tertular.... yang menabur memang akan menuai namun yang memakan juga akan keracunan nantinya.
 
Dua video perlu diberikan untuk bukan hanya sekedar menjaga  kebaikan sila berpribadi & berprilaku bagi diri sendiri namun juga  demi metta kasih sayang kepada lainnya.
juga toleransi menghargai pelangi perbedaan
Tiada standar ganda (bagi kebodohan internal & pembodohan eksternal) untuk diidentifikasi & dieksploitasi dalam Saddhamma /transenden impersonal x kultus personal ; realisasi aktual > manipulasi sakral)
semua sama peran sebagai manusia (karma = taqwa)
Samsara ? (wah ... agak berat ? dunia dan akherat gitu aja )
Wah ... sial ke luar jalur, nih ... Padahal bukan ini inti rencananya yang ditayangkan. (sati sampajjana blong ... kompor emosi nyala terus ... nular lebih heboh ? )

Simak tabel berikut .... mungkin ada yang perlu difahami bagi semuanya .. tidak hanya manusia, namun semuanya termasuk para asura, petta, dewata, brahma , para "tuhan" / "buddha" yang dilabelkan & dilevelkan di balik ini (?) tentang permainan keabadian yang sedang digelar dari keazalian hingga keabadian ... sehingga mengapa sesungguhnya tidak perlu ada kesombongan, kebencian bahkan pelekatan yang berlebihan dilakukan dalam dagelan bersama ini bukan hanya demi kita di dunia ini namun juga mereka yang di sana. Kami tidak ingin mengacaukan permainan samsarik keabadian ini (Toh ... wawasan pengetahuan/keberadaan awal sesungguhnya tidaklah cukup memadai walau tidak percuma tanpa tataran kelayakan/ pemulian sejati yang memang telah dicapai ) . Esoteris tersembunyi ? mungkin karena memang perlu bijak ditunda hingga kelayakan si penerima, disembunyikan karena kepicikan untuk tidak ingin berbagi atau dirahasiakan mungkin karena ada muslihat kelicikan di dalamnya. ( Wah ... lebih provokatif daripada Bapak HRS atau Mbak Nikita Mirzani, ya ?.... Sudah uzur, bro/sis. Malu ... tahu diri. Tiada maksud mempertinggi rating ... (sensasi semunya kesenangan & fantasi naifnya kebanggaan apalagi mengumbar ujaran kebencian dan permusuhan).  Namun ... Semoga setelah ini bukan hanya mereka berdua namun kita semua bisa kembali bersama sebagai saudara bukan hanya karena seagama / sebangsa saja namun karena kita semuanya adalah sesama pengembara viator mundi Ghoriibun /aabiru sabiliin untuk saling memberdayakan dan tidak memperdayakan. Tanpa Standar ganda demi kebaikan semuanya (dalam arti/lingkup yang luas ... seandainya saja semua mengerti effek kosmik dan dampak karmik pada saat ini dan nanti .... Jangan menyusahkan bukan hanya diri sendiri namun juga mereka yang di sana karena menyusahkan yang di sini. Semoga cukup tanggap.).
Postulasi Hipothesis kesemestaan : inferensi hipotetis ?


 

Dimensi

Tanazul Genesis KeIlahian 

Taraqi  Eksodus Pemurnian 

 Simultan progress Triade

Transendental

ESENSI MURNI

? ! .

Transendental

 ajatam

abhutam

Panna

(theravada?)

Universal

akatam

asankhatam

Eksistensial

Asekha ?

Nibbana

Universal

ENERGI ILAHI nama brahma

Transendental

Anagami

suddhavasa

Samadhi

(vajrayana ?)

Universal

Anenja

arupavacara

Eksistensial

Vehapala >Abhasara

rupavacara

Eksistensial

MATERI ALAMI rupa kamavacara

Transendental

Mara/Kal, ...

triloka

Sila 

(mahayana?)

Universal

Yama , Saka, ...

svargaloka

Eksistensial

asura? < Bhumadeva

apayaloka

Wah.. sudah adzan ashar .... rehat shalat dulu. Dilanjut nanti malam (kalau nggak ada 'atur'an/undangan lingkungan mendadak .... besuk arisan keluarga.)
Okay, Ba'da sholat jamaah maghrib kita lanjutkan lagi ....
Realitas Transendental : 
Tauhid sufism Ibn Araby  : tanzih -tasbih (transenden/imanen)  
Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar  
Sufi Ibn Arabi  memandang  KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis) dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan (impersonal) dan mandiri (independent) namun  kemulian IlahiahNya sering  disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis)  sehingga  memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao - jika kau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao (tan kinoyo ngopo)
Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda :  O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan ajatam, tidak menjelma abhutam, tidak tercipta akatam, Yang Mutlak asankhatam Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut  maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan  dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak  menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. 
Buddhisme umumnya menamai itu semua sebagai Nibbana (Unio Mystica Kemurnian/KeIlahian ? ). Tanpa niatan mengacau, jika kami memandang ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya "keilahian' yang diistilahkan sebagai ‘yang Mutlak” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang Mutlak’ tersebut. Seperti di tabel. /Wah .. tadi siang sudah terlintas di fikiran paradigma inferensi hipotesis transendensi asekha? etc ... lupa lagi karena teralihkan konsentrasi dan energi ke masalah 'kompor' di atas. (rugi, deh ) Tak perlu menyalahkan apapun atau siapapun juga ... rehat dulu semoga nanti ingat. /
Kompleks juga masalah ini ... Maaf, Neyya Buddhist & Dalai Lama jika kami harus jujur kepada kalian. Memang sudah benar dan tepat tanpa revisi ajaran Buddhisme yang ada ... namun sayangnya kurang global / lengkap bagi semua. Ini ruwet, bro ....  Lintas Agama/ Mistik/Dharma, etc untuk memadukan puzzle mozaik kinerja desain sistem mandala ke-Esa-an ini. Bagaimana dan darimana kami mulai, ya ?
Saya seorang positivist ... tidak suka mitos (satrio piningit, agama buddhi sabdo palon, etc) walau membenarkan mutlak diperlukan akal sehat, hati nurani dan jiwa suci untuk mencari, menempuh dan menembus  kebenaran. Ini bukanlah sekedar hanya karena keinginan romantis tusita untuk 'berbahagia' bebas dari penderitaan (asekha untuk nibbana) ataupun advaita peleburan keilahian universal (akatam asankhatam) universal  namun terutama kerinduan abadi realistis  akan kesejatian azali (ajatam abhutan).Lihat triade-nya paralel berimbang meningkat ke atas, ke bawahnya ..., ya ?
Seandainya saja Samma SamBuddha berasal dari Mara / Shiva mungkin akan lebih sempurna ketimbang dari Tusita/ Vishnu. Shiva & Vishnu sebagaimana Brahma adalah Mahadeva Triloka Kamavacara dalam versi Purana Hinduisme. Shiva Nataraja adalah pasuphati /pecinta kehidupan/ yang realistis mengasihi segalanya bukan hanya yang baik (dewata) namun juga menerima yang kurang baik? (asura). Agak berbeda dengan Vishnu yang lebih romantis lebih mencintai kebajikan saja dan cenderung tidak menyukai (walau berusaha menerima tetapi tidak membenci) keburukan. Kisah avatara Vishnu x Shivan versi Hindu. Keberimbangan Shiva diperlukan  mengungguli Brahma, Vishnu untuk menjangkau kasunyatan yang lebih sempurna.  ETC, ETC. ETC. dengan inferensi hipotetis terjadilah triade pergeseran paradigma : vishnu - brahma - shiva; abhasara - vehapala, nibbana - asankhata - ajatan/abhutam 
Kalau ... okelah mengalah ... anggap saja yang dimitoskan itu ada. Agama Buddhi sesungguhnya bukanlah label agama namun sistem etika kosmik yang seharusnya mencakup dan melindungi keseluruhan dalam keberimbangan .... maaf bukan hanya agama lama Buddha atau Hindu. Namun Dharma yang seharusnya mencakup dan melindungi keseluruhan dalam keberimbangan (termasuk Islam, Kristen, Kepercayaan ... termasuk atheisme ?) . Realitas menampung fenomena apapun maka realistis juga jika tidak perlu kesombongan, kebencian dan kelekatan , dan lebih realistis lagi jika kesetaraan, welas asih dan nekhama dilakukan kemudian semakin (paling) realistis jika dilakukan dengan kemurnian tanpa keakuan, dalam keesaan dengan kewajaran karena memang demikianlah kesedemikian itu tergelar untuk diselaraskan
Itu cuma inferensi intelektual, bro .... jangan dipercaya begitu saja (saya yang berpendapat saja masih terbuka, menerima dan merevisi lagi jika nanti ternyata masih ada kesalahan, kekurangan bahkan ketersesatannya)...  Tunggu Sabdo Palon, Buddha Mara-Shiva .... kelamaan, bro/sis ? Diterima, dijalani saja apa yang ada. Terus mengembara di mandala ke-esa-an ini sebagaimana lainnya.
Fenomena Universal : 
Kaidah Kosmik:  
Skenario Samsarik : Taraqqi (transendensi pencerahan kemurnian)
Problematika Eksistensial : 
Sketsa Paradigma -  Parama Dhamma :  
Ethika pacceka (di segala level/label)

MONOLOG  
 
Celaan & Belaan Eksternal Ti-"yana" (3 aliran)  ?
1. Mahayana : mengandalkan moralitas sila saja ? 
2. Vajrayana :  mengandalkan  kultivasi samadhi saja ?  
3. Theravada :  mengandalkan panna kebijaksanaan saja ?  
Sita hasitupada & Ariya Magga 1,2,3 Bhante Punnaji
Formulasi taktis pemberdayaan
Realisasi Transendental :  
Spiritual + Metafisik
Subsistensi Eksistemsial :
ekonomi /kuadran kiyosaki (profesi s/d ekspansi)/ + santuti
Harmonisasi Universal :
Eksistensial + Universal
 EPILOG 
Celaan & Belaan Eksternal Tilakhana (3 corak)
1. anicca  : kebahagiaan agama surgawi 
2. dukkha : keberdayaan mistik brahma
3. anatta : keterjagaan dhamma asekha 
vs asava samyojana  : alobha - adosa - amoha 
 Konsistensi peniscayaan
Kelanjutan transendental :   
Swadika , Talenta , Visekha 
Keberadaan eksistensial :
persona, regista, persada
Keterarahan universal :
empati, harmoni, sinergi
Well, by the way ... directly speaking.
Pandangan yang luas (Dalai Lama)
Pengertian yang bijak (Bhante Punnaji)
Pensikapan yang tepat ( Bhante Pannavarro) 

Link data lain :  
Ulasan : Simsapa tipitaka + acinteya udumbara /mahakasapa/ Sayang ...hanya Bhante Mahakasapa Arahata yang memahami universalitas kaidah kosmik Buddhism yang tersirat. Walau cenderung agak nivritti negative namun cukuplah simsapa tipitaka etc yang tersurat untuk paradigma holistik lanjut.(Buddhism dhutanga > pabajitta >  upasaka (neyya > padaparama) > umat luar sasana > makhluk lain) 
Pro Buddhism ?  Dalai Lama  show / save
No Buddhism ? Herman Hesse  save
Ina : link sementara :  0a) (show) or  0b)(show)

Herman Hesse' Siddharta
62 Knowledge can be conveyed, but not wisdom. 
Pengetahuan dapat disampaikan, tetapi bukan kebijaksanaan
64 "I know it," said Siddhartha; his smile shone golden. "I know it, Govinda. And behold, with this we are right in the middle of the thicket of opinions, in the dispute about words. For I cannot deny, my words of love are in a contradiction, a seeming contradiction with Gotama's words. For this very reason, I distrust in words so much, for I know, this contradiction is a deception. I know that I am in agreement with Gotama. How should he not know love, he, who has discovered all elements of human existence in their transitoriness, in their meaninglessness, and yet loved people thus much, to use a long, laborious life only to help them, to teach them! Even with him, even with your great teacher, I prefer the thing over the words, place more importance on his acts and life than on his speeches, more on the gestures of his hand than his opinions. Not in his speech, not in his thoughts, I see his greatness, only in his actions, in his life."
“Aku tahu” ucap Siddhartha; semyumnya seperti caahaya keemasan. “Aku tahu, Govinda. Dan lihatlah, kita sekarang berada di belantara pendapat, memperselisihkan kata-kata.Aku tidak bisa menyangkal, kata-kata ku tentang cinta itu kontradiktif atau terdengar kontradiktif dengan kata-kata Gotama. Untuk alasan khusus itu, aku sangat tidak mempercayai kata-kata karena aku tahu bahwa “kontradiktif” itu sendiri menyesatkan. Aku tahu bahwa aku setuju dengan Gotama. Bagaimana, selanjutnya, ia bisa dan semua orang gagal untuk berkenalan dengan cinta? Dia (Gotama) yang mengetahui kefanaan dan ketiadaan eksistensi semua manusia, namun sangat mencintai manusia, yang mana ia menghabiskan waktu, mengeluarkan tenaganya hanya semata-mata untuk menolong mereka, mengajar mereka! Bahkan dalam kasusnya, bahkan dalam kasus guru mu yang agung itu, kehidupannya lebih aku hormati daripada katakatanya. Aktivitas dan hidupnya lebih penting daripada ajarannya, gestur tangannya lebih penting daripada pendapatnya. Aku melihat keagungannya bukan dari katakata, pikirannya, tetapi hanya dari aktivitas di dalam hidupnya.

Well, sesungguhnya tokoh ini memang luar biasa. True Seeker yang autentik , harmonis & holistik . Beliau hanya katakan kebenaran yang telah direalisasi sejati tidak seperti kami truth seeker yang sering 'tranyakan'  berasumsi , Sadhguru Yasudev.

Sadhguru Yasudev Quotes : 
If you are looking for solace, belief system is fine. But if you are looking for a solution, you have to seek.
Jika anda mencari hiburan, sistem kepercayaan baik-baik sajalah. Tetapi jika anda mencari solusi anda harus mencarinya. 
Sadhguru Yasudev Quotes : 
The intelect which is based on memory is wonderful tool. However, it can only inform - it can not transform.
Intelek yang didasarkan pada memori adalah alat yang luar biasa. Namun ia hanya dapat menginformasi - dia tidak dapat mentransformasi.
Sadhguru Yasudev Quotes : 
Being a seeker of truth means refusing to make assumptions about things that you do not know.
Menjadi pencari kebenaran berarti menolak membuat asumsi tentang hal hal yang tidak anda ketahui..

Figur holistik  (being true, humble & responsible x fake, arogant & irresponsible) untuk menjaga harmoni dimensi bukan hanya tidak menyesatkan, menyusahkan apalagi tega mengorbankan lainnya demi pembenaran kepentingan, kebanggaan & kesewenangan dirinya namun bahkan sebaliknya.rela berkorban diri termasuk juga  mencerahkan evolusi pribadi lainnya . 
Sadhguru Yasudev Quotes : 
Only in transendence can there be transformation. When you keep rising from where you are right now, one day you will be profoundly transformed. 
Hanya dalam transendensi dapat ada transformasi Ketika anda terus bangkit dari posisi anda saat ini, Suatu hari anda akan ditransformasi secara mendalam .
Sadhguru Yasudev Quotes : 
Whatever competence, capabilities and genius we may have - all of it is meaningful when there is balance.  
Apapun kompetensi, kemampuan dan kegeniusan yang mungkin kita miliki. Semua itu bermakna hanya jika ada keseimbangan.
Sadhguru Yasudev Quotes : 
Every human being should know the highest possibilities in life are, Whether they will walk the path all the way or not is up to them.
Setiap manusia seharusnya mengetahui apa kemungkinan tertinggi dalam hidup. Apakah mereka akan menrmpuh jalan itu sepenuhnya atau tidak adalah terserah mereka

khutbah bunga mahakasapa 
Mahakassapa (Pali:Mahākāśyapa) atau Kāśyapa, adalah seorang brahmana dari Magadha di sebuah desa bernama Mahatittha, yang menjadi salah satu murid utama yang sering diperkenalkan oleh Buddha Sakyamuni. Seperti murid-murid Utama Sang Buddha (Sariputta dan Mahamoggallana), Kasyapa juga berasal dari keluarga Brahmana (ayahnya bernama Brahmana Kapila dan ibunya bernama Sumanadevi). Ia juga penyelenggara dan penuntun Sidang Agung Pertama. Ia juga sering digambarkan mendampingi Sang Buddha bersama-sama dengan Ananda, masing-masing di sisi Sang Buddha. Ia juga dipanggil dengan panggilan "Pipphali".
Menurut legenda, suatu hari Sang Buddha sedang menyampaikan "Khotbah Bunga" di Puncak Burung Hering, ia menaiki tahtanya, memetik setangkai bunga, dan menunjukkan kepada yang hadir. Tidak seorang pun memahami maknanya, kecuali Mahakasyapa, yang menanggapinya dengan tersenyum. Sang Buddha memilihnya sebagai seseorang yang mengerti sepenuhnya dan merupakan seseorang yang pantas menjadi penerusnya. Sang Buddha kemudian berkata:

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahakassapa

EBOOK BUDDHISM 2/SUDAH/BHANTE/TRANS/Karakterisitik-dan-Esensi-Zen.pdf

264344



3 jawaban zen boddhidharma
Pada tahun 527 semasa Dinasti Liang, ada seorang mahabhiksu India bernama Bodhidharma berlayar ke Tiongkok. Ia mendarat di Guangzhou pada tanggal 21 September. Kaisar yang berkuasa saat itu, Kaisar Wu, adalah pemeluk agama Buddha yang antusias. Ia suka mengenakan busana Buddhist, menyantap makanan vegetarian dan melantunkan liturgi Buddhist. Semasa pemerintahannya, agama Buddha berkembang luas di Tiongkok. Kaisar membangun banyak vihara dimana-mana serta menyiarkan agama Buddha hingga ke seluruh pelosok negeri.
Pada tanggal 1 Oktober sang Kaisar mengundang Bodhidharma ke ibu kota di Nanjing, dan terjadi dialog sebagai berikut.
Kaisar Wu: “Selama ini saya telah banyak sekali membangun vihara besar serta pagoda, berdana, dan menyokong kehidupan para bhiksu dan bhiksuni, mencetak sangat banyak kitab-kitab suci, patung dan lukisan Buddhist, menolong orang miskin sampai tak terbatas jumlahnya. Jadi seberapa besarkah pahala dan kebajikan yang telah saya buat?”
Bodhidharma: “Semua itu tidak ada pahalanya atau kebajikannya apapun. Segala yang Anda lakukan cuma sebuah kesibukan duniawi yang tak bisa dipandang sebagai kebajikan sejati. Kebajikan sejati ada dalam kesadaran murni yang sempurna dan menakjubkan. Hakikatnya suwung. Anda takkan bisa mencapai kebajikan sejati itu dengan cara-cara duniawi.”
Kaisar Wu: “Kalau begitu, siapakah Anda yang berdiri di hadapan saya ini?”
Bodhidharma: “Tidak tahu.”
Antusiasme Kaisar Wu dalam menyiarkan agama Buddha, berdana, menyokong Sangha, menolong rakyat miskin, membangun tempat ibadah, itu sebenarnya jelas adalah sebuah kebajikan, akan tetapi Bodhidharma bermaksud membantu Kaisar untuk masuk ke level spiritual yang lebih mendalam.
Bodhidharma ingin membantu Kaisar Wu untuk melepas kemelekatan egoismenya terhadap subyek “aku” yang berdana, terhadap “tindakan” berdana, dan terhadap obyek “liyan” yang diberi dana. Untuk merealisasi bahwa pada hakikatnya aku, tindakan, dan liyan adalah suwung, sehingga kebajikan tersebut menjadi sempurna paramita karena bersih dari beban kemelekatan.
Ini seperti yang kalau dalam bahasa Jawa disebut sebagai, “sepi ing pamrih, rame ing gawe”. Sebagaimana dalam sutra Mahayana dikatakan, “Kembangkan batin yang tidak melekat pada apapun, namun berfungsi dengan sempurna”.
Berikutnya, dengan bingung Kaisar mempertanyakan siapakah Anda yang berani menihilkan karya-karya besar Kaisar?
Bodhidharma menjawab, “Saya tidak tahu.”
Untuk kedua kalinya Kaisar tak mampu menangkap petunjuk Bodhidharma tentang “pikiran yang tidak tahu”.
Pikiran yang sadar “tidak tahu” adalah pikiran yang tidak dibebani oleh pengetahuan, konsep, wacana. Sebaliknya, pikiran yang rumangsa tahu itu tertutup oleh prasangka-prasangkanya sendiri. Prasangka-prasangka adalah data basi, tidak riil.
Pikiran yang tidak tahu sifatnya segar, membuka, selalu baru, luwes, sadar, penuh perhatian, ingin tahu. Dengan demikian tidak gentar dalam menjumpai hal-hal baru, tidak ketakutan atau benci terhadap yang asing, siap untuk belajar, berani berubah, tanpa beban melihat realitas secara riil, direct, dan di sini - sekarang.  Dalam tradisi Buddhisme ini disebut sebagai “pikiran pemula”.
Ini sejalan dengan nasehat bahasa Jawa, “Aja rumangsa bisa, nanging bisa a rumangsa” yang kurang lebih berarti: Janganlah sok merasa pandai, akan tetapi mampulah melihat atau menyadari keadaan obyektif diri sendiri.
Menyadari bahwa level batin Kaisar Wu tak mampu mencapai  pemahaman seperti itu, maka Bodhidharma pergi berlayar menyebrangi Sungai Yangtze pada tanggal 17 Oktober. Beliau sampai di biara Shaolin di Gunung Song dan menghabiskan waktu 9 tahun duduk bertapa dalam gua di balik bukit.  Beliau terkenal karena memperkenalkan yoga dan olah tubuh yang belakangan dikenal sebagai kungfu kepada para biarawan Shaolin guna meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka agar mampu bermeditasi secara lebih mendalam.
Bodhidharma dipandang sebagai sesepuh Buddhisme Chan Tiongkok pertama dan dikenal dengan nama Da Mo, di Jepang  sebagai Da Ru Ma, di Tibet sebagai Pha Dampa Sangye. Di Tiongkok beliau kadang dijuluki, “Bhiksu asing bermata biru.”
Sumber-sumber Tiongkok dan Jepang mengatakan bahwa Bodhidharma asalnya adalah seorang pangeran Persia atau mungkin perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Sumber India, tradisi Asia Tenggara dan Tibet lazimnya mengatakan bahwa ia adalah petapa suci berkulit hitam, asalnya adalah seorang pangeran Tamil, India Selatan, yang mengalami keterbangunan kundalini lalu melepas kehidupan istana dan menempuh kehidupan bhiksu.
Oleh: Agus Santoso Ketua Majelis Budayana Indonesia DIY
https://www.bernas.id/45430-membalas-budi-ke-orang-tua
Lengkapnya https://en.wikipedia.org/wiki/Bodhidharma
Encounter with Emperor Wu of Liang
The Anthology of the Patriarchal Hall says that in 527, Bodhidharma visited Emperor Wu of Liang, a fervent patron of Buddhism:
Emperor Wu: "How much karmic merit have I earned for ordaining Buddhist monks, building monasteries, having sutras copied, and commissioning Buddha images?"
Bodhidharma: "None. Good deeds done with worldly intent bring good karma, but no merit."
Emperor Wu: "So what is the highest meaning of noble truth?"
Bodhidharma: "There is no noble truth, there is only emptiness."
Emperor Wu: "Then, who is standing before me?"
Bodhidharma: "I know not, Your Majesty."
Bertemu dengan Kaisar Wu dari Liang
The Antology of the Patriarchal Hall mengatakan bahwa pada tahun 527, Bodhidharma mengunjungi Kaisar Wu dari Liang, seorang pelindung kuat agama Buddha:
Kaisar Wu: "Berapa banyak pahala karma yang telah saya peroleh untuk menahbiskan biksu Buddha, membangun biara, menyalin sutra, dan menugaskan gambar Buddha?"
Bodhidharma: "Tidak ada. Perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan duniawi membawa karma baik, tetapi tidak ada jasa."
Kaisar Wu: "Jadi apa arti tertinggi dari kebenaran mulia?"
Bodhidharma: "Tidak ada kebenaran mulia, yang ada hanyalah kekosongan."
Kaisar Wu: "Lalu, siapa yang berdiri di depanku?"
Bodhidharma: "Saya tidak tahu, Yang Mulia
penjelasan jawaban :
https://www.youtube.com/watch?v=nRt8jRmD964&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=55&t=59m7s
00:59:07.123 sd 01:00:52.654
T : Guru, saya telah mendengar bahwa ada seorang bhikkhu dengan kekuatan khusus.  Apakah kamu mengetahuinya?
J :  Saya tidak beruntung melihatnya, tetapi Yang Mulia pernah bertemu dengannya. Dia adalah Guru Dharma yang diwawancarai oleh Yang Mulia sebelumnya.
T :  Oh, tidak mungkin dia!  Dia benar-benar tidak tahu tentang pengetahuan.  Berani-beraninya dia berkata, aku tidak pantas mendapat jasa ...  dalam kontribusi saya menjadi Buddhisme!
 J : Dia memberikan jawaban yang benar.  Maafkan pendapat jujur ​​saya, Yang Mulia.  Di permukaan, Anda layak mendapat manfaat dari pekerjaan Anda,  tapi mengidamkan untuk jasa dan pujian .....  telah mengubah sifatnya.
T :  Mungkin dia benar,  tetapi ketika saya bertanya kepadanya apakah Buddha itu ada.  Dia menjawab negatif!
J : Dia juga benar untuk mengatakan itu, Yang Mulia,  Buddha tidak memiliki entitas, ia ada dalam pikiran.  Jika Anda pernah bertanya di mana Sang Buddha berada,  itu berarti Buddha tidak ada dalam pikiran Anda, apalagi kebijaksanaan Buddha.
T : Tapi dia bahkan tidak bisa menjawab siapa dia?
J : Itu karena Master Zen mencapai "altruism absolut", baginya tidak ada "makhluk" .. Dalam hal ini, ia benar-benar seorang Guru Zen yang hebat.

PLUS  Syair Huineng 
Interpretasi Syair Legendaris Zen, Master HuiNeng
Diskusi dimulai dengan moderasi seorang kawan:
Hui Neng memiliki kebijaksanaan yg tinggi walaupun tugasnya hanya memasak didapur.Hui Neng memiliki seorg abang seperguruan yg terpelajar bernama Shen Hsiu.Gurunya meminta murid2nya utk menulis sajak dan menyerahkan kpdnya.
Ini sajak Shen Hsiu,abang seperguruan Hui Neng :

BADAN INI SEBAGAI POHON BODHI

PIKIRAN LAKSANA CERMIN BERSTANDAR

RAJIN MENGGOSOK TERUS MENERUS

AGAR BERSIH TIDAK TERKENA KOTORAN.

Ini sajak Patriat ke 6 Hui Neng :

BODHI SEJATI SEBENARNYA BUKAN POHON,

DAN CERMIN JUGA TIDAK BERSTANDAR,

PADA HAKEKATNYA TIDAK ADA SESUATUPUN,

BAGAIMANA MUNGKIN MENIMBULKAN KOTORAN ?

Dari sajak ini terlihat kebijaksanaan yg tinggi dari Hui Neng dan akhirnya Beliau dinobatkan sbg Patriat Zen ke 6.

http://rawdiamondsfoundation.blogspot.com/2012/06/interpretasi-syair-legendaris-zen.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Huineng



Tentang Evolusi Spiritual =
Prediksi hipotetis figure ideal evolusi spiritual homo novus 10 
Memahami kesedemikianan = Realitas Kesunyataan & Fenomena KeberadaanPrediksi hipotetis figure ideal evolusi spiritual homo novus 10 
    

Evolusi avatara spiritual ? Mystic being paska  dasavathara Kalki  ?
Balance keseimbangan hidup total ? just be -  one in ONE
Hidup total dalam penempuhan induktif (7 dimensi?) bagi evolusi pribadi eksistensial, kebijaksanaan deduktif demi harmoni dimensi universal dan keterarahan holistik pada sinergi saddhamma transendental .... bukan hanya selfish demi ego sendiri namun selfless bagi keEsaan mandala advaita ini. dan seharusnyalah tampaknya bisa diusahakan setiap zenka berkesadaran dimanapun dimensi keberadaannya dalam segala situasi & kondisi keterbatasan dan pembatasannya sebagaimana kaidah yang diberlakukan Niyama Dhamma dalam mandala advaita ini agar tetap kokoh dalam keberadaan dan keberdayaanNya yang homeostatis, interconnected & equiliberium. Well, 7 dimensi pemurnian kesejatian= fisik, etersis, astral, kausal, monade, kosmik & nirvanik - Osho  (demi keselarasan harmonis & holistik Homo Novus Mystical Being eneagram 10 ?) 

Tantien

Pusat

Hati

Rasio

10 ?

Kalki (destroyer?)

Zorba (artistics)

Zenka? (holistics)

Ethical

Rama 7 (peaceful)

Khrisna 8 (lovely)

Buddha 9 (meditative)

Emotional

Parasurama 6 (warrior !)

Vamana 5 (insani)

Narasimha 4 (hewani)

Physical

Matsya 1 (ikan air)

Koorma 2 (amfibi kura2)

Varaha 3 (celeng darat)

Prediksi hipotetis figure ideal evolusi spiritual homo novus 10 (for the Next Mystical Being 10 ?)
1. Kalki destroyer (Ancient Hinduism Myth of dasavathara ) penghancuran addhamma di akhir yuga 4 atau hingga  menggenapi siklus pralaya samsarik rupa lokantarika Asura > progress swadika nirvanik nama lokuttara Ariya ? ironis & tragis karena kesalahan sesungguhnya bukan pada aspek khanda rupa material fisik alamiah  namun pada keburukan asava aspek nama batiniah zenkanya. / awas dosa byapada kebencian/ 
2. Zorba the Buddha (hipotesis Osho for New Man ) ? vitalisme mampu filosofis atau menjadi hedonis / awas lobha tanha ketamakan /
3. Zenka the holistics (just dream ?) ... Ariya Swadika di segala mandala / awas moha avijja kebodohan juga, lho  / 
Inilah sebabnya kami lebih suka istilah sederhana kedewasaan pencerahan ketimbang perayaan kebebasan (karena lebih : true, humble & responsible untuk tetap terjaga , menjaga & berjaga dari segala kemungkinan ... Kebenaran adalah Jalan Kita semua tetapi bukan Milik kita, Diri Kita dan Label Kita ... Anatta ? .. Well, hanya Sang Kebenaran (baca: Hyang Esa ... Tuhan Transenden dalam triade Wujud, Kuasa & KasihNya atas laten deitas keIlahianNya di segala mandala immanenNya yang nyata, mulia dan benar dalam kesempurnaanNya) yang benar. Sedangkan kita dalam keterbatasan & pembatasan yang ada memang sering bodoh, bisa saja salah, dan bahkan mungkin jatuh  namun tetap perlu segera bangkit kembali menempuh jalan benar itu dengan benar dalam niat, cara,& arah tujuannya ...  terjaga untuk evolusi eksistensial , menjaga bagi harmoni universal & berjaga demi sinergi transendental

prajna paramitta avalokitesvara
HARMONI DIMENSI
memahami hakekat realitas transendental kesedemikianan
Prajñāpāramitā
kebijaksanaan agung prajna paramita

Oṁ! Namo Bhagavatyai Ārya-Prajñāpāramitāyai!
Om | Aku memuliakan Sang Ariya Guru Suci yang telah mencapai kebijaksanaan agung prajna paramita
Ārya-Avalokiteśvaro Bodhisattvo, gambhīrāṁ prajñāpāramitā caryāṁ caramāṇo,
Sang Ariya Bodhisatva  Avalokiteśvara saat itu berdiam di dalam praktik kebijaksanaan agung prajna paramita,
vyavalokayati sma panca-skandhāṁs tāṁś ca svabhāvaśūnyān paśyati sma.
melihat ke dalam lima skhanda (agregat = pikiran dan tubuh / nama rupa ) dan ternyata mereka kosong dari sifat-diri

Iha, Śāriputra, rūpaṁ śūnyatā, śūnyataiva rūpaṁ;
Di sini, Wahai Śāriputra, wujud adalah kekosongan, kekosongan adalah wujud;
rūpān na pṛthak śūnyatā, śunyatāyā na pṛthag rūpaṁ;
kekosongan tidak berbeda dengan wujudwujud tidak berbeda dengan kekosongan;
yad rūpaṁ, sā śūnyatā; ya śūnyatā, tad rūpaṁ;
Segala apapun wujudnya, itu adalah kekosongan; Segala apapun kekosongan yang ada, itu adalah wujud.
evam eva vedanā-saṁjñā-saṁskāra-vijñānaṁ.
Begitu juga sama halnya untuk perasaan, persepsi, proses kemauan dan kesadaran.

Iha, Śāriputra, sarva-dharmāḥ śūnyatā-lakṣaṇā,
Di sini, Wahai Śāriputra, segala dharma bersifat kosong , 
anutpannā, aniruddhā;
Tanpa kemunculantiada pula kelenyapan ;
amalā, avimalā;
Tanpa ketiada-nodaan, tiada pula ketidakmurnian;
anūnā, aparipūrṇāḥ
Tanpa adanya kekurangan, tiada pula kelengkapan

Tasmāc Śāriputra, śūnyatāyāṁ
Karena itu, Wahai Śāriputra,  dalam kekosongan itu
na rūpaṁ, na vedanā, na saṁjñā, na saṁskārāḥ, na vijñānam;
tidak ada bentuk, tidak ada perasaan, tidak ada persepsi, tidak ada proses kehendak, tidak ada kesadaran;
na cakṣuḥ-śrotra-ghrāna-jihvā-kāya-manāṁsi;
tidak ada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh atau pikiran;
na rūpa-śabda-gandha-rasa-spraṣṭavya-dharmāḥ;
tidak ada bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan, pikiran;
na cakṣūr-dhātur yāvan na manovijñāna-dhātuḥ;
tidak ada elemen mata (dan seterusnya) hingga tidak ada elemen kesadaran-pikiran;
na avidyā, na avidyā-kṣayo yāvan na jarā-maraṇam, na jarā-maraṇa-kṣayo;
tidak ada ketidaktahuan, tidak ada kehancuran ketidaktahuan (dan seterusnya) hingga tidak ada usia tua dan kematian,
na duḥkha-samudaya-nirodha-mārgā;
tidak ada kehancuran usia tua dan kematian; tidak ada penderitaan, kemunculan, lenyapnya, jalan;
na jñānam, na prāptir na aprāptiḥ.
tidak ada pengetahuan, tidak ada pencapaian, tidak ada non-pencapaian.

Tasmāc Śāriputra, aprāptitvād Bodhisattvasya
Oleh karena itu, Wahai Śāriputra, karena tiada yang ingin dicapai, Bodhisattva bebas dari segala gangguan pikiran,
Prajñāpāramitām āśritya, viharaty acittāvaraṇaḥ,
Beliau mengandalkan Kesempurnaan Kebijaksanaan, dan berdiam dengan pikirannya tidak terhalang,
cittāvaraṇa-nāstitvād atrastro,
memiliki pikiran yang tidak terhalang dia tidak gentar,
viparyāsa-atikrānto, niṣṭhā-Nirvāṇa-prāptaḥ.
mengatasi pertentangan, ia mencapai kondisi Nirvāṇa.

Tryadhva-vyavasthitāḥ sarva-Buddhāḥ
Semua Buddha berdiam di tiga masa 
Prajñāpāramitām āśritya
dengan mengandalkan Kesempurnaan Kebijaksanaan
anuttarāṁ Samyaksambodhim abhisambuddhāḥ.
sepenuhnya terbangun menuju Keterjagaan Lengkap Sempurna yang tak tertandingi

Tasmāj jñātavyam Prajñāpāramitā mahā-mantro,
Oleh karena itu, Kebijaksanaan Sempurna prajna paramita adalah mantra yang agung
mahā-vidyā mantro, 'nuttara-mantro, samasama-mantraḥ,
mantra pengetahuan agung, mantra yang tertinggi, mantra yang tak tertandingi,
sarva duḥkha praśamanaḥ, satyam, amithyatvāt.
Secara tuntas mengatasi semua penderitaan, sebagai kebenaran sejati yang tak mungkin palsu.

Prajñāpāramitāyām ukto mantraḥ
Dalam Kesempurnaan Kebijaksanaan mantra telah diucapkan
tad-yathā:
dengan cara berikut ini
gate, gate, pāragate, pārasaṁgate, Bodhi, svāhā!
pergi, pergi, pergi melampaui, pergi sepenuhnya ke luar, dalam Kebangkitan, dengan keberkahan!

Iti Prajñāpāramitā-Hṛdayam Samāptam
Dengan demikian Kesempurnaan Kebijaksanaan dari Hati 

RALAT  NAMA 

Oh, ya ... hampir lupa tadi (mudah sekali monkey mind ini teralihkan ... payah & parah )
intinya : Spiritualitas adalah masalah aktualisasi .autentik meniscayakan kesedemikianan dalam keseluruhan.
beragama ? beragamalah namun tidak tereksploitasi apalagi mengeksploitasi. Ingat ada kaidah kebajikan universal untuk harmoni.
bermistik ? bermistiklah namun tidak teridentifikasi apalagi mengidentifikasi. Ingat ada kaidah kebijakan transendental untuk evolusi.
berdharma? berdharmalah namun tidak teralienasi apalagi mengalienasi. Ingat ada kaidah kebenaran eksistensial untuk sinergi.

Lanjut lagi, ah  ... tentang : Taruhan Pascal (wah, sama-sama mantan gambler, bro ... guyon) . 

PASCAL WAGER = Taruhan Pascal pragmatisme spekulatif berkeIlahian?
link data sebelumnya dinetralkan dulu ... supaya kalau download all link IDM tidak dobel. Sudah.. sip.
Nama (Blaise) Pascal ilmuwan yang juga filsuf religius ini pernah kami sebut  kalau tidak salah 3 x (masalah pragmatisme berkeilahian pada posting awal galau corona 2020, logika hati curhat drakor & hipokrisi kebersamaan.) .... OMG (Oh My God),  ternyata  2 x benarnya dan 1 x salahnya 

Kutipan 1 : Blaise Pascal ? : hati memiliki logika sendiri
Drakor MMH 
(mungkin ) kata Blaise Pascal ? : hati memiliki logika sendiri .... yang walau naif namun lebih luas menjangkau dalam keesaan ketimbang rasio ... mencuri hikmah via keharuan empati kosmik akan esensi kemurnian kedalaman seperti reversed inference logika rasio, seeker ? sayang .. macet./ buntu./ balik (kesal?)
hehehe ... inilah payah & parahnya kepekaan tanpa keahlian (perlu keberimbangan kesedemikianan bukan pengharapan kesempurnaan). Kami memang agak jarang menggunakan tantien hati hadaya vathu (mental blocking arogansi intelektual?) karena membawa bom waktu emosi yang bisa meledak mendadak memang sangat meresahkan walau faham itu memang harus dilampaui bukan hanya untuk kedewasaan psikologis namun juga pencerahan spiritual. Kebenaran impersonal yang meng-Esa ini walau sulit dikatakan namun memang bisa 'dirasakan' (terhayati > terfahami .... susah, ya?) jika kejujuran nurani kosmik impersonal dibiasakan dan peleburan empati deitas personal dilakukan. (tetap menjaga kesadaran tetap holistik attentif reseptif asertif  & proaktif  tidak terbawa neurotik untuk sensitif / reaktif / kompulsif / agressif ?). Kemarahan (walau tulus sekalipun & mungkin berguna bagi kebaikan lainnya) tetaplah kebodohan (yang merugikan antahkarana diri sendiri secara impersonal).

Kutipan 2 : Pascal  : society is hypocricy ?
Drakor Bulgasal Sub Indo 
Sekilas kami melihat walau unik dan menarik agak absurd juga plot ceritanya (transmigrasi beban karmik antahkarana arus kesadaran jiwa pribadi lain ?) link .05022022/ETC/TEORI BULGASAL SD 12.pdf 
Namun demikian sebagaimana biasa selalu ada hikmah yang bisa kita ambil dari limbah apapun juga di mana saja selain ketersentuhan hati untuk menyerap idea yang lebih dalam (absorpsi intuitif untuk reversed inferensi disamping referensi intelek minus realisasi insight.... maklum padaparama, nih) ataupun sekedar penghiburan romantisme identifikatif semata (hehehe ... sati untuk indria samvara kami akui memang payah ... sila visuddhata & dana paramitta ? masih parah juga. citta & panna bhavana apalagi ...  zero,bro. Ritual formal puja & etika saja masih kacau balau ... HOPELESS & HELPLESS ? ) 
Samsara ini memang menyusahkan dan sering menyesatkan .... tetapi mengasyikan juga, ya ... hehehe. (Guyon ... semoga bersama figur lainnya tetap ndagel secara patut tidak mbacut mbadut )
BAHASAN = Drama & Darma ?
Kami tidak tahu kenapa kami memulai dengan drama ini pada mulanya (Drakor lagi ... payah & parah, deh ?) Namun kemudian kami menyadari ini adalah cara kami mencari celah untuk masuk tanpa harus vulgar menggurui lainnya (prinsip majeutike, Socrates ?) ... Sial, bukan hanya membingungkan lainnya namun juga mengacaukan plotting pembahasan yang seharusnya langsung mengarah saja ke pokok permasalahan ... directly & deductive ? (aksiomatis & dogmatis ... wah, nggak asyik, nih ) ... Niat & cara tidak sinkron (walau lebih cepat & mudah ... hehehe, jadi inget jurus lempar handuk kasih kunci LKS, cegat kisi-kisi sebelum PTS/ PAS ... kalau masih gagal KKM ? jurus statistik Excel untuk  menyesuaikan target minimal yang didapat di Vlook-up dan nilai ideal yang optimal terkemas dalam riasan indah , megah & ilmiah sesuai yang ditetapkan ... walau diakui kelihaian bukan kemurnian ini memang agak curang , kepakaran gaya /nguntul, ngentul, ngentel / dan kecakapan daya akademisi ternyata cukup "berguna" juga dalam kebersamaan ini, Pascal  : society is hypocricy 
BAHASAN =  TENTANG DRAMA DHARMA 
kehidupan ini drama kita semua (sesungguhnya walau lebih nyata namun tidak hanya pekok tetapi juga sangat heboh melebihi K-drama ... jika mulai baper , saran kami lihat shooting behind scene nya ... pemeran yang berkonflik ternyata malah akrab dan cengengesan satu sama lain ... genius berinteraksi akrab dalam kebersamaannya walau memang serius berkolaborasi dalam pemeranannya sesuai script writing skenario yang ditetapkan ... seperti politisi ? nggak /mau/ tahu ! ). 
Walau mungkin dalam ketidak-mengertian, ketidak-perdulian dan ketidak-berdayaan tetaplah meniscayakan kita saat ini menuju kelayakan kita saat nanti (akumulasi karmik peniscayaan dhatu atas  selama proses  kehidupan abadi jiwa ini dsb).
Ovada patimokha di bulan Magha + apamadena sampadetha ? Apa ini ... ? Oh, ini tips terakhir di Epilog setelah Prolog teaser & monolog bahasan harusnya.
kutipannya kepanjanganan lagi ? 
Human life is thus only an endless illusion. Men deceive and flatter each other. No one speaks of us in our presence as he does when we are gone. Society is based on mutual hypocrisy.
Kehidupan manusia dengan demikian hanyalah ilusi tanpa akhir. Orang menipu dan menyanjung satu sama lain. Tidak ada yang berbicara tentang kita di hadapan kita seperti yang dia lakukan ketika kita pergi. Masyarakat didasarkan pada kemunafikan bersama.
Man is nothing but insincerity, falsehood, and hypocrisy, both in regard to himself and in regard to others. He does not wish that he should be told the truth, he shuns saying it to others; and all these moods, so inconsistent with justice and reason, have their roots in his heart.
Manusia tidak lain adalah ketidaktulusan, kepalsuan, dan kemunafikan, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Dia tidak ingin dia diberitahu kebenarannya, dia menghindari mengatakannya kepada orang lain; dan semua suasana hati ini, yang begitu tidak sejalan dengan keadilan dan akal, berakar di dalam hatinya.
We do not content ourselves with the life we have in ourselves and in our being; we desire to live an imaginary life in the mind of others, and for this purpose we endeavor to shine. We labor unceasingly to adorn and preserve this imaginary existence and neglect the real.
Kita tidak puas dengan kehidupan yang kita miliki dalam diri kita sendiri dan dalam keberadaan kita; kita ingin menjalani kehidupan imajiner dalam pikiran orang lain, dan untuk tujuan ini kita berusaha untuk bersinar. Kita bekerja tanpa henti untuk menghiasi dan melestarikan keberadaan imajiner ini dan mengabaikan yang nyata.
wah ... konotasinya ternyata agak cynical negative (seperti JP Sartre saja .. The other is hell ?  dicoret ). Padahal cuma asal omong bercanda maksudnya.
Quote JP Sartre kami coret Hell is other people  ... salah kutip lagi nanti (trauma ... nggak pede, ya ? Kacian deh lu ).

Kutipan 3 : Pascal  keliru Newton ... 
Sanatana Dhamma dalam kompleksitas Realitas Fenomena 

a. Transendensi Keabadian Universal
Terjagalah ! Transendensi kehadiran demi keabadian : vs niyama dhamma via media
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
tataran pencapaian > progress penempuhan > kefahaman pengetahuan
b:Harmonisasi Keberadaan Eksistensial
Menjagalah ! Harmonisasi dalam kehidupan : vs peran eksistensial
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb. 
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
c. Eskatologi Kelanjutan Spiritual
Berjagalah ! Eskatologi untuk kematian : vs bardo (1 chikhai - 2 conyid - 3 sidpa bardo)
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi  tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan  meditatif  pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian. 
Naza : awas nimitta bhavanga 3 (
Bardo proses umum non meditator : 
Sial, umumnya tidak bisa melintasi jhana brahma bardo 1 ; (bardo 2 liburan kesurga ? belum cukup murni berlimpah akumulasi  deposito karma baik +  banyak tanggungan kredit karma buruk /miccha ditti ?) ; bardo 3 beruntung lahir kembali sebagai manusia atau harus terlempar  keapaya (dampak MLD) atau terdampar di alam penantian  hingga rebirth baru/ pralaya dunia ?
proses khusus meditator (mystics, Buddhist, etc) :
selamat berjuang  hingga tujuan yang mungkin lebih baik untuk bisa dicapai ; (salam dari padaparama dihetuka bagi neyya tihetuka / yogi meditator ) 
Next
jika terdampar di apaya  hidup sbg peta maka dengan upekkha kembangkan mudita (sikap apresiatif/positif atas niatan tindakan kebaikan lainnya) brahma vihara walau sulit. jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara ( kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikiannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma  atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
jika hidup di surga hidup sbg dewa maka dengan upekha kembangkan karuna (welas asih berbagi bahagia) & potensi tihetuka (alobha adosa amoha prasyarat meditator Jalan Kesucian); tidak  mengumbar nafsu , dusta & sengketa (issa machariya-serakah mendengki apalagi membenci tidak juga menghalangi/ menyesatkan) (termasuk tridewa Mara- yama - asura atas triloka tusita ,tavatimsa,dunia ?) walau juga sulit. Wilayah kamavacara memang corrupted, Saka... bukan hanya pemenuhan kebutuhan, sekedar keinginan diri namun juga kekuasaan atas lainnya. Walau potentially segalanya akan berdampak jika telah masak/layak, Samsara memberikan kebebasan bukan hanya bagi Dhamma namun juga addhamma, tidak hanya agar terbebas dari jeratnya namun juga  tetap tersekap didalamnya…. Itulah kenyataan sesungguhnya  dari semuanya tanpa perlu menyalahkan atau membenarkan siapapun/apapun saja. 
Jika hidup di brahma jangan terlelap dalam kebahagiaan yang lebih dalam dari kenikmatan indrawi/ kehikmatan laduni tetap terjaga,menjaga dan berjaga untuk pengembangan kelanjutannya. walau juga sulit.
Jika bisa tiba di wilayah kesadaran non samsarik alam antara suddhavasa selesaikan perjalanan pulang kerumah sejati atasi delusi mimpi citta 'aku' di halte ini.walau juga sulit.
Jika telah tiba di wilayah kesadaran non alam samsarik nibbana... congrats. Selamat atas keterjagaan dari perjalanan tidur panjang penuh mimpi. selamat datang di rumah sejati esensi murni.
Sikapi "Kebebasan" ini sebagai kebenaran pencerahan berkelanjutan bukan perayaan ke"aku'an untuk lengah terlelap lagi. Walaupun karena magga phala meniscayakan keberadaan & tindakan kiriya yang suci (selama belum parinibbana khanda Ariya Buddha tetap tidak terbebas dari 12 dampak karmik buruk kehidupan lampauNya juga Bhante Moggalana. Bhikkhu arahata sekalipun tetap bisa melakukan kesalahan (terinjaknya serangga oleh arahata karena buta, peraturan vinaya sanghadisesa merukunkan duniawi ?) walau tanpa sengaja/ tak diketahui. Namun totally, inilah realisasi dambaan neyya buddhist untuk terbebas dari dukkha .... terjaga dari mimpi samsarik. Pulang kembali ke rumah sejati. Hanya yang telah melampaui (ariya nibbana) bisa menghadapi kembali (samsara) dengan lebih baik lagi (kiriya x karma) dan karenanya wilayah samsara ini tidak lagi tepat bagi yang telah lulus/ lolos darinya. Keswadikaan nyata yang bukan hanya melampaui penderitaan namun juga kebahagiaan. (magandiya sutta)

By the way, just kidding ... ada  versi/type samsara baru di wilayah ini ? samsara ini saja yang walau hanya delusif tidak chaotik sudah cukup menyusahkan kita dalam memahaminya  apalagi layak menembus dan melampauinya. Niyama Dhamma memang cukup mantap menjaga kaidah kosmik secara impersonal transenden... namun ketidak-segeraan dampak karmik, keterlupaan memory pra rebirth terlebih lagi tampak begitu 'rea'l-nya delusif fantasi keberadaan attha pada nama figur mimpi & sensasi kebahagiaan akan rupa (sulit untuk parichedanana?) benar-benar melengahkan dan menyesatkan (dan bahkan  karena ketidak mengertiannya tidak sengaja apalagi terencana  bukan hanya tidak mencerahkan namun bahkan saling menyesatkan lainnya walaupun dengan kepolosan, ketulusan dan kesadaran ).
Dalam senyum holistik di rupang keBuddhaanMu intuisi saya mengatakan masih ada. Namun mungkin biarkan dia tersirat sebagai rahasia. Kebijaksanaan (bukan kesempurnaan) adalah mahkota akhir bagi kita semua. Setidaknya Realitas Nibbana sebagai rumah sejati bagi esensi murni dari drama kosmik Fenomena Samsara telah kembali ditemukan dan bisa direalisasikan lagi  (walau sulit ... terutama bagi saya tentunya. padaparama diluar sasana yang masih naif dan liar. perokok berat pecandu kopi lagi ... avijja & tanha masih kuat ).
Panna Phasa Kedukkhaan bukan tanha vedana kebahagiaan Realistics  thesisnya, keaniccaan proses perubahan bukan kekekalan masif Real antithesisnya, keAnnataan Panca khanda bukan keberadaan" figure delusif" Realize synthesisnya. Intinya kita hanya dan harus melampaui internal individualitas diri sendiri ... asava kilesha diri bukan yang lain. Itulah (mungkin... saya harus tahu malu , tahu diri dan tahu sila pada autoritas wilayah acinteya yang belum saya capai)  puncak kebijaksanaan nirvanik yang melampaui drama kosmik mimpi delusif samsara.
Sedangkan .... maaf ini agak nekat ('gila'-istilah Khalil Gibran) tentang kesempurnaan walau saya seharusnya lebih tahu malu, tahu diri dan tahu sila pada Realitas wilayah advaita yang mustahil dicapai. Advaita Taoisme lebih menyukai istilah keberimbangan holistik untuk dinamis berkembang ketimbang kesempurnaan absolut yang sangat stagnan. Advaita vedanta dalam Brahma Vidya menterminologinya dalam istilah saguna -niskala (? saya lupa istilahnya ... sudah sarat memory otak  tua ini). Atau simple-nya (istilah pakar komputer) sistem keamanan jika berjalan 100 % sempurna maka dia (malah) tidak akan bisa jalan. Newton (semoga saya tidak salah mengingat referensi buku lama) seorang scientist namun saat itu dia mengatakan agak filosofis tentang keteraturan kosmik yang perlu "Tuhan" yang direferensikan sebagai pengaturnya (walau jika ternyata Diapun .. maaf ...tidak ada) . Buddha-pun mengistilahkan ini sebagai "ajatang, abuthang, dst " (udana ) yang memungkinkan terjadinya pencerahan diriNya sehingga terbebas dari samsara ini.(Pakar Buddhism menyatakan Nibbana adalah Realitas transendent yang Impersonal ...bukan atta pribadi atau yang bisa dianggap/ mengklaim sebagai "diri" karena magga phala pencapaian "wilayah" kesadaran diri ini harus dicapai melalui kesadaran "tanpa diri " (sakayadithi pancakhanda - diri samsarik dst) ... Susah, ya? saya sendiri bingung mau mengatakan apa. Mudahnya demikian ... anggaplah sesorang ( katakanlah A) lelah terjaga kemudian tertidur, pulas hingga bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memerankan figur berbeda bisa jadi multi peran dan aneka peristiwa (walau yang bermimpi A namun bukan A yang terjaga ... jadi katakanlah A' A aksen .... A yang bermimpi ). Ketika bangun terjaga dia mendapatkan  keberadaan yang berbeda lagi dengan mimpinya. Samsara bisa dipandang sebagai mimpi tersebut. Figur A' - A aksen dengan segala atribut peran mimpinya itu disebut 'diri" untuk Figur A yang real dan sudah terjaga (tidak lagi A aksen tadi). Bingung, ya .... cobalah anda ganti A dan A aksennya. (Itu hanyalah cara pandang hal yang sama namun dengan sudut yang berbeda dari tanazul - taraqqi : kejatuhan dalam keterlelapan  dan keterjagaan dari keterlelapan dst )
Intinya demikian pandangan kami tentang kesempurnaan yang tidak hanya acinteya namun advaita untuk dibahas. kebijaksanaan Nibbana mungkin adalah batas akhir yang bisa secara bijak dicapai (Buddha dan juga lainnya) dalam melampaui samsara yang tidak diketahui awalnya (secara individual ) dan kapan berakhirnya  (secara universal) ...pengakuan autentik Buddha. (mengapa ?). Ini dicapai dalam progress simultan dan berkaitan melampaui individualitas diri (eksistensial,universal hingga transendental)
Lantas ... bagaimanakah kesempurnaan advaita tersebut ? secara hipotetis ini baru bisa dicapai jika terlampaui tidak hanya universalitas diri (bukan individual tetapi universal ..... bayangkan wilayah nama tanpa rupa "batin tanpa materi" hanya ada Anenja Brahma, suddhavasa dan Nibbana tidak ada lagi alam dunia, apaya, surga , rupa brahma) namun juga trandentalitas diri (bayangkan wilayah dvaita nibbana  dan advaita itu sendiri tiada samsara  imanen lagi). Demikian analogi gambaran saguna -niskala mandala ini. Ini gambaran Dia yang belum terjaga dari dvaita samsara nibbanaNya. Bagaimana jika Dia terjaga dalam advaita dan melampaui nibbana (samsaraNya) ? dst.
(Pusing ya .... karena jelas kita yang masih "ndagel" dalam peran samsarik di dunia ini tidak mungkin ada disana maka kita cukupkan disini saja)

Payah juga otak tua ini sudah 3 x (mungkin lebih) salah menyebutkan nama dalam posting blog selama ini:  
Newton untuk Pascal dan Mahavira untuk Padmasambhava pada posting di atas, Deepak Chopra untuk Piere Chardin . Maaf, ya ?

Selasa, 24 Maret 2020
Quo Vadis ?
QUO VADIS ? (baru mulai sketsa konsep - belum jadi )
PROLOG
Hikmah Corona ? Positif ~ Negatif
Prakata :
We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.” ― Pierre Teilhard de Chardin
Demikian quotes terkenal Piere Chardin (bukan Deepak Chopra .. maaf)
Ulasan 
kita sesungguhnya bukanlah sekedar manusia yang menjalankan tugas spiritual namun sesungguhnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sebagai manusia.
Bahasan : Seeker 
I say that madness is the first step towards unselfishness. 
Be mad, Meesha. Be mad and tell us what is behind the veil of ”sanity,” 
The purpose of life is to bring us closer to those secrets, and madness is the only means. 
Be rnad, and remain a mad brother to your mad brother. 
"Aku berkata bahwa kegilaan adalah langkah pertama menuju sikap tidak mementingkan diri sendiri.
Jadilah gila, Misha. Jadi gilalah kau dan katakan padaku apa yang ada di balik selubung "kesehatan jiwa".
Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,dan kegilaan itu adalah satu-satunya jalan.
 Jadilah gila, dan tetaplah menjadi seorang saudara yang gila bagi saudaramu yang gila
 penggalan sepucuk surat dari Pujangga Libanon Khalil Gibran kepada sahabatnya, Mikhail Naimy.
Ulasan   (sadar terjaga namun wajar bersama )
Penutup : Sekha   
The unexamined life is not worth living" Hidup yang tak teruji tak layak dijalani  - Socrates
Ini adalah sebuah diktum terkenal yang tampaknya diucapkan oleh Socrates pada pengadilannya atas tuduhan menentang dewa dan merusak generasi muda, yang kemudian membuatnya dijatuhi hukuman mati, seperti yang dijelaskan dalam Apologi Plato .
Ulasan
Monolog :
Dialektika Triade Hegel : Thesis – Antithesis – Synthesis (ada - tiada - menjadi;  apersepsi + referensi = refleksi 

Tetapi sudah diralat juga, lho ...
Sekedar mengingatkan kesejatian diri & menghargai  keberadaan saat ini kita semua 
“We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.”― Pierre Teilhard de Chardin
literal : Kita bukan manusia yang memiliki pengalaman spiritual. Kita makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia 

"Maaf, ya ?" kami ungkapkan untuk pemakluman saja bukan untuk kemudahan pembenaran /penghapusan kesalahan apalagi pencitraan keautentikan.
Kaidah Kosmik Dharma = pengungkapan noda karmik (untuk tidak lagi menyesatkan diri sendiri & orang lain ke depannya) hanya pengurangan dampak negatif karma yang sudah lompat pagar eksternal tidak lagi internal (tindakan aktual > ungkapan verbal > kilasan mental ... asava, samyojana, nivarana , kilesha , etc ). seperti air tawar kebaikan untuk menetralisir air asin keburukan ... mengurangi walau tidak mungkin menghilangkan keasinan ? (sekedar selaras menjaga keterjagaan/ kewaspadaan  walau bisa saja keberuntungan ahosi karma negatif atau obralan karbit karmik positif  mungkin memang terjadi) Link VIDEO : 
 > Dogma Agama : pengampunan Tuhan ( Tuhan pasti mengampuni demi menjaga kesucianNya ... jika lewat permohonan / kepercayaan dosa secara naif begitu mudah diampuni , tertib kosmik akan kacau ... surga yang penuh sesak karena neraka tanpa penghuni bisa segera menjadi liar menjadi neraka  ?)  
> Etika Humaniora : pemakluman lainnya ( Orang lain memaafkan demi menjaga kearifannya ... jika kesalahan hilang hanya karena dimaafkan, tertib dunia bisa kacau juga .. dunia tidak hanya naif tetapi akan menjadi semakin liar ? )
see : mustarih & muflis ( Halal Bihalal 1443 H)
Mungkin memang susah melakukan kebenaran tetapi lebih susah lagi tidak pernah melakukan kesalahan dan paling susah lagi dalam melakukannya selalu dengan kemurnian.

No comments:

Post a Comment